Sunday, January 15, 2012

MENGATASI MASALAH TATNIAGA HASIL PETERNAKAN DI INDONESIA

MENGATASI MASALAH TATNIAGA HASIL PETERNAKAN DI INDONESIA
Peternakan diakui sebagai salah satu komoditas pangan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi devisa negara dan harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Pada kenyataannya, target kebutuhan protein hewani asal ternak sebesar 6 g/kapita/hari masih jauh dari terpenuhi. Ada sedikitnya sepuluh permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam mengembangkan peternakan yaitu pemerataan dan standar gizi nasional belum tercapai, peluang ekspor yang belum dimanfaatkan secara maksimal, sumber daya pakan yang minimal, belum adanya bibit unggul produk nasional, kualitas produk yang belum standar, efisiensi dan produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang belum dimanfaatkan secara optimal, belum adanya keterpaduan antara pelaku peternakan, komitmen yang rendah dan tingginya kontribusi peternakan pada pencemaran lingkungan.Bahkan, akhir-akhir ini produk ternak dari luar negeri semakin membanjiri pasar Indonesia dengan harga yang lebih murah dan mutu yang lebih baik. Hal ini sangat sulit untuk dihindari, karena adanya kecenderungan adanya perdagangan bebas dan Indonesia mau tidak mau harus menghadapinya. Hal ini tentu saja mengancam perkembangan peternakan di Indonesia.Untuk mengantisipasi terpaan dari luar, peternakan di Indonesia harus mengubah strategi agar mampu bertahan dan bahkan mampu bersaing dengan produk luar baik dalam memperebutkan pasar nasional maupun pasar internasional.
A. Dasasila Peternakan
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, penulis mengemukakan selupuh dasar peternakan yang harus dikembangkan dan diterapkan di Indonesia. Sepuluh dasar tersebut yang penulis namakan Dasasila Peternakan telah diseminarkan di forum seminar nasional yang diselenggarakan pada tanggal 17 Mei 2004 di Bengkulu. Konsep ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Interaksi Pelaku Peternakan yang Harmonis.
2. Interaksi Pelaku Peternakan dengan Lingkungan yang Harmonis.
3. Pengembangan Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal yang Kompetitif.
4. Penciptaan Bibit Unggul.
5. Perencanaan Usaha Terintegratif.
6. Penciptaan Tatalaksana Berbasis Peternakan Berkelanjutan.
7. Kesehatan yang Optimal bagi Ternak, Peternak dan Masyarakat.
8. Pengelolaan Keuangan, dan Kemudahan Berusaha serta Kemudahan Mendapatkan Modal Usaha.
9. Pemasaran Terpadu.
10. Kesejahteraan bagi Ternak, Peternak dan Masyarakat Luas.
Sepuluh sila tersebut telah ada dan telah dimengerti dan dipahami oleh dunia peternakan di Indonesia. Namun dalam kenyataannya kebijakan pemerintah dan juga strategi swasta masih terkotak-kotak. Belum terintegrasi.
1. Interaksi Pelaku Peternakan yang Harmonis
Sila pertama dan kedua merupakan sila yang amat fundamental. Kedua sila ini merupakan atmosfir ideal yang hendak diraih, dan juga merupakan intisari dari sila-sila selanjutnya.Pada sila pertama dikemukakan bahwa untuk mencapai dunia peternakan yang ideal, para pelaku peternakan baik yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung harus berinteraksi secara harmonis. Yang dimaksud dengan para pelaku peternakan antara lain pemerintah (dalam hal ini Departemen Pertanian sub peternakan beserta jajarannya, Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas-dinas Peternakan dll.), Asosiasi-asosiasi Peternakan, Bank, Pengusaha, Peternak, Perguruan Tinggi dan lain sebagainya yang terkait dengan dunia usaha peternakan.
Interaksi antar pelaku peternakan yang harmonis dapat diamati pada Bagan 1 di bawah ini. Dari bagan tersebut, pemerintah berperan sebagai koordinator semua kegiatan peternakan, dimana dalam membuat kebijakan umum harus melakukan koordinasi dengan seluruh komponen yang terlibat dalam peternakan. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang menguntungkan semua pihak.Bagan di atas menunjukkan adanya kesejajaran antara pelaku peternakan di bawah koordinasi pemerintah, sehingga satu dengan yang lainnya tidak bersifat dominan. Untuk mencapai kesejajaran, maka peternak harus berada dalam suatu wadah yang kokoh yaitu koperasi mandiri yang menasional, yang mempunyai kekuatan tawar dengan pelaku peternakan lainnya. Semua elemen pelaku peternakan secara bebas memberi umpan balik kepada perintah dan dapat memberi input terhadap elemen lainnya. Pemerintah selain sebagai koordinator, ia juga sebagai pihak evaluator dan pengontrol pelaksanaan kebijakan di lapangan. Jadi, untuk menghasilkan interaksi yang harmonis perlu adanya sistem peternakan yang baik.
Dalam konsep sistem peternakan meliputi proses, struktur dan fungsi. Proses merupakan pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu dengan lainnya. Dalam sistem peternakan lembaga seperti departemen pertanian, direktorat jenderal peternakan, asosiasi-asosiasi, birokrasi dll. tidak lain adalah proses-proses. Lembaga-lembaga ini mempunyai kehidupan masing-masing. Mereka mencerminkan struktur perilaku. Struktur ini meliputi lembaga-lembaga formal dan informal. Sementara fungsi adalah membuat keputusan-keputusan yang mengikat seluruh masyarakat seperti kebijakan umum dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat peternakan.
Dalam sistem peternakan ada 4 komponen yang harus diperhatikan yaitu kekuasaan, kepentingan, kebijakan dan budaya peternakan. Kekuasaan adalah cara untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam alokasi sumber daya di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kepentingan adalah sebagai tujuan-tujuan yang ingin dikejar oleh pelaku peternakan. Kebijakan sebagai hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, biasanya dalam bentuk undang-undang. Budaya peternakan adalah sebagai orientasi subjektif individu terhadap sistem peternakan yang berlaku. Keempat komponen tersebut harus dibangun secara bersama, agar dicapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak yang bergerak di bidang peternakan.
2. Interaksi Pelaku Peternakan dengan Lingkungan yang Harmonis
Sila kedua pelaku peternakan juga harus berinteraksi secara harmonis dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Lingkungan fisik ada yang bersifat mikro dan ada pula yang bersifat makro. Nah, dalam kaitannya dengan lingkungan fisik ini pelaku peternakan selain menggunakan sumber daya alam secara optimal juga harus menjaga keseimbangan lingkungan fisik di mana mereka berusaha. Hal ini berarti setiap limbah yang dihasilkan harus diolah sedemikian rupa sehingga limbah sebelum dialirkan ke sumber air harus bebas dari kontaminan. Selain itu, peternakan harus dikelola dengan menghasilkan tingkat polusi seminimal mungkin.Yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah dapat berupa lingkungan sosial dalam sistem kegiatan peternakan itu sendiri dan dapat pula berupa masyarakat luas di mana mereka beraktivitas. Kegiatan peternakan sebaiknya memperhatikan aspirasi masyarakat di sekitar mereka. Agar supaya kehadiran mereka dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, maka sudah selayaknya mereka merekrut masyarakat sebagai pekerja atau tenaga professional serta melatih mereka agar mendapat pekerjaan dan masa depan yang lebih baik. Dengan cara ini sebenarnya menghindarkan perusahaan peternakan dari sikap dan perilaku negatif dari masyarakat.
Disamping itu, para pelaku peternakan harus memperhatikan hak-hak konsumen seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Para pelaku diharapkan tidak melakukan hal-hal yang merugikan konsumen seperti menyembunyikan kualitas produknya.
3. Pengembangan Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal yang Kompetitif
Sila ketiga merupakan salah satu jabaran sila pertama. Untuk mengembangkan peternakan yang mempunyai kekuatan pasar yang tinggi, maka dunia peternakan harus mengembangkan pakan yang mempunyai nilai kompetitif yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pakan menempati porsi terbesar dari total produksi. Kita tidak bisa mengandalkan begitu saja negara lain sebagai pensuplai pakan ternak. Sebab, hal ini sangat rawan bagi dunia peternakan nasional. Kita bisa saja membentuk suatu asosiasi multinegara untuk mengembangkan pakan tersebut, asalkan kita mempunyai kekuatan yang seimbang. Artinya kita harus berusaha untuk mengembangkan salah satu sumberdaya pakan yang amat penting bagi kegiatan peternakan di negara lain, sementara negara lain yang tergabung dalam ikatan perjanjian tersebut memproduksi bahan pakan lain. Dengan cara ini, Indonesia mempunyai kekuatan tawar yang tinggi. Mungkin kita bisa mulai kerjasama dengan negara tetangga yang tergabung dalam negara ASEAN.
4. Penciptaan Bibit Unggul
Sila keempat yaitu penciptaan bibit unggul. Idealnya, jika sistem peternakan yang bersifat universal terbentuk, maka bibit unggul tidaklah harus diproduksi di masing-masing negara. Namun, dalam alam empiris hal ini sangat sulit untuk diterapkan. Oleh sebab itu, agar dunia peternakan dapat berkembang di tingkat nasional, kita seharusnya menciptakan bibit unggul yang khas. Mungkin kita akan kalah bersaing dengan negara lain dalam hal penciptaan ternak unggul yang sudah ada. Oleh sebab itu, kita dapat mengembangkan bibit unggul yang belum dikembangkan oleh negara lain. Alam telah menyediakan hal tersebut di negara kita yaitu berupa plasma nutfah yang beraneka ragam. Tinggal kita mau dan mempunyai kemampuan untuk menggali dan mengembangkannya. Saya yakin, kita telah banyak memiliki ahli pemuliaan, namun pada kenyataannya belum dimanfaatkan seoptimal mungkin.Kita mempunyai banyak plasma nutfah untuk keperluan pengembangan bibit unggul. Sebagai contoh kita dapat mengembangkan budidaya ayam hutan merah dan hijau untuk keperluan pengembangan ayam hias yang khas. Sebagai contoh ayam Burgo yang merupakan hasil persilangan ayam hutan merah dan ayam kampung menghasilkan ayam hias yang bagus pada ayam jantan, sedangkan ayam betina mempunyai produksi telur yang lebih tinggi dari ayam kampung. Kita juga mempunyai ayam Arab yang produksi telurnya menyamai ayam ras. Kita juga mempunyai domba Garut sebagai penghasil wol yang halus. Kita juga mempunyai kerbau asli seperti kerbau Enggano dan kerbau Benuang yang mempunyai postur tubuh yang besar. Dan jangan lupa, kita juga mempunyai rusa Sambar yang mempunyai tubuh yang besar. Dan juga masih mempunyai kambing gunung yang berbadan besar. Dan, masih banyak lagi plasma nutfah yang belum digali. Semua plasma nutfah tersebut memerlukan penangan serius agar diperoleh bibit unggul yang mampu menembus pasar internasional.
5. Perencanaan Usaha Terintegratif
Sila kelima adalah perencanaan usaha terintegratif. Artinya dalam merencanakan usaha peternakan kita tidak dapat hanya merencanakan usaha di masing-masing perusahaan, tetapi juga melakukan perencanaan usaha menyeluruh secara nasional.Perencanaan memang perlu dalam pengembangan perusahaan peternakan yang handal. Dewasa ini, peternak kecil dan menengah kurang mempunyai perencanaan yang baik, sehingga mereka kurang dapat memprediksi perkembangan pasar. Hal ini berakibat dalam pengembangan usaha mereka hanya berdasarkan perkiraan saja. Memang, pada perusahaan besar, telah dilakukan perencanaan yang baik, sehingga mereka mampu mengendalikan pasar. Namun, ketika perusahaan besar berhadapan dengan perusahaan besar dari negara lain maka daya tahan mereka masih cukup rawan. Oleh sebab itu, mereka harus mampu membuat perencanaan yang mampu mengimbangi invansi perusahaan dari luar.Nah, untuk menghadapi invansi dari luar, maka perusahaan tidak dapat mengandalkan kekuatan perusahaan itu sendiri. Juga, bukan sekedar mengandalkan kekuatan asosiasi perusahaan tersebut secara terpisah dengan asosiasi pelaku peternakan lainnya. Akan tetapi, para pelaku peternakan harus secara terpadu bekerja sama dan membuat perencanaan terpadu secara nasional, dari perusahaan hulu sampai dengan perusahaan hilir.
6. Penciptaan Tatalaksana Berbasis Peternakan Berkelanjutan
Sila keenam adalah penciptaan atau pekembangan teknologi tata laksana berbasis peternakan berkelanjutan. Sila keenam ini merupakan salah satu jabaran sila kedua. Artinya dalam kegiatan usaha peternakan harus memperhatikan keserasian dan keseimbangan lingkungan fisik. Kegiatan-kegiatan peternakan diupayakan menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan yang paling rendah. Memang, hal ini memerlukan biaya yang tinggi. Namun itulah yang seharusnya dilakukan oleh para pelaku peternakan. Dewasa ini telah dilakukan penelitian-penelitian untuk mengurangi gas metan dan gas amoniak. Gas metan dikenal sebagai salah satu gas rumah kaca yang berbahaya bagi lapisan ozon, sedangkan gas amoniak dapat menimbulkan hujan asam, menurunkan pH tanah dan air.
Dalam tatalaksana peternakan berkelanjutan, maka pemeliharaan ternak diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan produksi dan efisiensi produksi yang menguntungkan bagi peternak tetapi menghasilkan polusi seminimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menyusun ransum yang bermutu baik, sehingga kemungkinan nutrisi tersebut terbuang menjadi feses berkurang drastis. Hal ini akan mengurangi produksi feses. Feses yang diproduksi dapat langsung diolah menjadi pupuk kandang pada areal terpisah. Demikian pula limbah cair yang dihasilkan ternak dapat diproses menjadi senyawa yang berguna bagi tanaman. Seperti diketahui urin ternak mengadung banyak senyawa aktif untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk merangsang pertumbuhan tanaman karena urin mengandung hormon pengatur tumbuh.
7. Kesehatan yang Optimal bagi Ternak, Peternak dan Masyarakat
Sila ketujuh kesehatan yang optimal bagi ternak, peternak, dan masyarakat. Dalam kegiatan usaha peternakan factor kesehatan harus menjadi prioritas utama. Kesehatan yang harus diperhatikan meliputi kesehatan ternak, kesehataan pelaku peternakan itu sendiri dan juga kesehatan masyarakat.Kesehatan peternak, dapat dicapai jika dalam pengelolaannya memperhatikan sila keenam. Dengan pengelolaan yang baik, maka kandang menjadi tidak berbau, menghasilkan gas beracun yang masih dalam ambang toleransi dll. Dengan cara ini kesehatan peternak dan pekerjanya menjadi terjamin.
Kesehatan ternak dapat dicapai jika peternak memperhatikan semua aspek yang dibutuhkan ternak seperti kebutuhan pakan, air minum, lingkungan mikro yang sehat, dan juga kasih saying peternak. Dalam era sekarang, peternak juga dituntut untuk memperhatikan kesejahteraan ternaknya. Jadi, selain memenuhi kebutuhan fisik, peternak juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan non-fisik ternak seperti kebutuhan bersosialisasi dll. Memang, jika peternak dituntut seperti ini, maka biaya produksi meningkat. Ini memang menjadi problema kita bersama.Memperhatikan kesehatan masyarakat berarti seorang peternak harus memproduksi produk ternak yang bergizi dan aman dikonsumsi. Aman berarti produk tersebut bebas dari mikrobia patogen dan bebas dari residu obat-obatan, rendah kandungan zat-zat yang dapat menimbulkan dampak penyakit dan sebagainya. Selain itu, peternak juga harus memperhatikan bahwa kegiatannya tidak menimbulkan gangguang bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Artinya, peternak harus meminimisasi polusi yang diakibatkan oleh kegiatan peternakannya.
Pengelolaan Keuangan, dan Kemudahan Berusaha serta Kemudahan Mendapatkan Modal UsahaUsaha peternakan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pengelolaan keuangan yang baik, kemudahan dalam berusaha serta ketersediaan modal yang memadai. Point ini dituangkan dalam sila ke delapan. Seringkali peternak terutama peternak kecil sulit mendapatkan modal usaha terutama dari bank. Meskipun ada program pemerintah tentang hal ini, namun pada kenyataannya peternak masih mendapatkan kesulitan dalam mengurus permodalan. Untuk mempermudah mendapat modal usaha, maka peternak dapat bergabung membentuk koperasi atau badan usaha bersama.
8. Pemasaran Terpadu
Sebagai konsekwensi sila pertama maka dalam dunia ideal pelaku peternakan seharusnya melakukan pemasaran terpadu atau terintegratif. Dalam dunia ideal, dalam proses kegiatan pemasaran tidak ada satu pihakpun yang dirugikan kepentingannya. Pada kenyataan empiris pemasaran lebih banyak dikuasai oleh individu atau lembaga tertentu. Bahkan sering terjadi adanya mafia perdagangan dan adanya persaingan bebas. Hal ini menyebabkan peternak kecil dalam posisi tawar yang rendah dan tidak berdaya.
9. Kesejahteraan bagi Ternak, Peternak dan Masyarakat Luas
Dan sila terakhir adalah merupakan tujuan akhir dari semua kegiatan peternakan yaitu terciptanya kesejahteraan baik lahir maupun batin. Kesejahteraan ini tidak saja menyangkut seluruh pelaku peternakan, tetapi juga masyarakat dan bahkan juga kesejahteraan ternak. Kesejahteraan bagi pelaku peternakan dapat diartikan bahwa mereka mendapat penghasilan yang memadai untuk keperluan hidup yang standar, ketenangan dan keamanan dalam berusaha dll. Kesejahteraan bagi masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat dapat memperoleh kebutuhan gizinya terutama protein asal produk ternak dengan harga yang terjangkau, keamanan pangan terjamin. Diharapkan pula pelaku peternakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas dalam arti mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan pendapatan masyarakat luas. Selain itu, peternak dalam aktivitasnya harus pula memperhatikan hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh seekor ternak. Jadi ternak, jangan hanya dijadikan objek untuk menddapatkan penghasilan, tetapi peternak harus juga memperhatikan keperluan dan kebutuhan mereka seperti makan, minum, kebutuhan akan interaksi antara mereka, kasih saying dari peternak dll.
B. Beberapa Permasalahan Peternakan
DUNIA peternakan di Indonesia dihadapkan kepada kendala-¬kendala yang berat yang harus segera diatasi dalam menghadapi tantangan era pasar bebas. Pertama, belum dapat dicapainya standar gizi nasional sebesar 6 gram protein hewani asal ternak per hari per orang. Kedua, produktivitas ternak masih rendah serta angka kematian ternak yang relatif masih cukup tinggi. Ketiga, belum dapat dimanfaatkannya peluang ekspor ternak dan hasil ternak dalam upaya peningkatan penerinnaan devisa dan penciptaan lapangan kerja baru. Keempat, kerugian yang diderita akibat penurunan mutu dan kerusakan hasil hasil peternakan karena penanganan yang kurang tepat. Kelima. belum dimanfaatkannya sumberdaya alam secara optimal karena kurangnya minat instansi dan masalah-¬masalah lainnya yang terkait, di antaranya kurangnya tenaga teknis terampil. ketersediaan teknologi tepat guna dan lain-¬lain. Keenam, lemahnya kelembagaan dan posisi peternak. Ketujuh. adanya tuntutan agar pengelolaan peternakan dapat memperhatikan masalah lingkungan yang dihasilkannya. Permasalahan permasalahan tersebut harus segera diatasi guna menghadapi era otonomi daerah dan era pasar bebas.
• Standar gizi
Dalam kaitannya dengan masalah program gizi di Indonesia, maka ditemukan empat masalah utama, yaitu kurangnya kalori protein (KKP), kekurangan vitamin A, anemia karena kekurangan zat besi, dan gondok endemik karena kekurangan yodium. Tahun 1996 tingkat konsumsi telur rakyat Indonesia mencapai 3,1 kg/kapita/tahun, sedangkan tingkat konsumsi daging baru mencapai 5,316 kg/kapita/tahun. Ini tentunya masih belum mencapai standar gizi yang dicanangkan yaitu untuk telur sebanyak 3,4 kg, daging 10 kg dan susu 6/ kg/kapita/tahun atau setara dengan 6 gram protein asal ternak/kapita/hari.
Tabel 1 memperlihatkan kecenderungan konsumsi telur dan daging unggas penduduk Indonesia. Terjadi peningkatan konsumsi produk unggas yang cukup berarti. Sedangkan konsumsi daging sapi pada tahun 1998 diperkirakan sebesar 0,416 kg/kapita/tahun.
Tabel 1. Konsumsi telur dan daging unggas (kg/kapita/tahun) di Indonesia
1985 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
Telur 1,8 2,2 2,3 2,3 2,4 2,2 2,3 3,1
Daging 2,0 2,7 2,9 3,4 3,7 4,2 4,4 4,9
Sumber: Poultry Intemational (1999)
Hasil analisis Susunas (BPS) pada tahun 1987 mengungkapkan bahwa untuk mencapai konsumsi asal ternak sebanyak 5 g/kapita/hari adalah golongan dengan pengeluaran sebesar Rp, 30.000 Rp. 40.000/bulan/kapita. Apabila in! Dipetakan terhadap masyarakat waktu itu temyata bahwa jumlah penduduk yang mampu mengkonsumsi protein hewani asal ternak di atas 4,5 g baru mencapai 5,49% di pedesaan dan di perkotaan atau secara nasionai baru mencapai 17,96%. Menurut Santoso (1996) bahwa untuk mengkonsumsi pangan sesuai dengan kebutuhan gizinya, maka masyarakat Bengkulu pada tahun 1995 harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 68,978, /kapita/bulan. Jlka sebuah keluarga mempunyai 4 anggota saja maka untuk kebutuhan pangannya diperlukan uang sebesar Rp. 275.941, . Hasil perhitungan ini dapat dipaslikan tidak sesuai lagi untuk tahun 2000. Jika kita perhitungkan bahwa kenaikan biaya tersebut tiga kali lipat, make untuk memenuhi kebutuhan gizinya diperlukan uang sejumlah Rp. 206.955,75/kapita/bulan untuk tahun 2000. Hasil perhitungan tahun 2000 ini tentu saja sudah tidak sesuai lagi untuk tahun 2009. Oleh sebab itu, sangatlah wajar jika di masa krisis ekonomi ini banyak penyakit yang timbul disebabkan oleh kekurangan gizi. Dalam jangka panjang hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap kualitas generasi penerus.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi protein asal ternak dalam tahun¬ tahun terakhir ini adalah sangat sulit, mengingat tingkat pendapatan per kapita per tahun penduduk Indonesia menurun drastis. Pada kondisi seperti ini, opini masyarakat bahwa produk ternak adalah barang mewah barangkali semakin tajam. Untuk itu, haruslah dicari langkah langkah konkrit untuk meningkatkan pendapatan masyarakat terutama masyarakat bawah, bukan para pejabat. Langkah pertama adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha kepada pemerintah Indonesia dengan mengupayakan stabilitas politik dan konsistensi perundang undangan dan pelaksanaannya di lapangan tanpa pilih kasih. Apabila hal ini sudah dapat diatasi, barangkali perbaikan sektor ekonomi adalah ‘,ngkah berikutnya yaitu dengan menciptakan lapangan kerja baru, perundang undangan yang jelas dan tegasdalam pelaksanaannya serta. efisiensi kerja yang tinggi. Dengan cara ini diharapkan tingkat pendapatan dan pemerataannya dapat meningkat. Selain tingkat pendapatan yang harus ditingkatkan, juga peningkatan efisiensi usaha di sektor peternakan adalah faktor yang perlu dipertimbangkan. Hal ini tentunya menyangkut semua pihak yang terkait baik pemerintah, swasta dan masyarakat peternak. Dengan fingginya efisiensi usaha, maka diharapkan tingkat keuntungan peternak dapat memadai tetapi dengan harga produk ternak yang dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat. Pacia kenyataannya, pada tahun 1998 2000 ini meskipun harga produk ternak cukup mahal, namun peternak tidak dapat memetik keuntungan yang memadai dan bahkan merugi sehingga banyak peternakan yang gulung tikar. Hal ini disebabkan disamping harga sarana produksi yang tinggi, juga dikarenakan daya beli masyarakat menurun.
Usaha lain untuk dapat meningkatkan pemerataan gizi adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Upaya tersebut harus dibarengi dengan contoh yang nyata. Seorang yang memiliki pengetahuan, kadang kala enggan melakukan hal yang diketahui itu meskipun ia tahu bahwa hal itu baik. Contoh nyata, misalnya, seorang sariana peternakan yang telah mempelajari fungsi produk ternak bagi kesehatan tubuhnya, temyata ia belum mau minum susu atau makan telur meskipun penghasilannya memadai untuk mengkonsumsi produk tersebut. Seorang dokter, misdlnya, ia mengetahui bahwa rokok itu mengandung nikotin yang berbahaya bagi paru parunya, pun ada pula yang kecanduan rokok. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi harus pula diimbangi oleh langkah lain, yaitu usaha peningkatan kesadaran gIzi. Kampanye gizi memang perlu, namun harus dibarengi dengan contoh dari para pakar yang bergerak di bidang gizi dan peternakan, disusul oleh masyarakat yang usahanya di bidang gizi dan peternakan. Kampanye gizi dapat meluruskan kembali informasi informasi yang kusut tentang produk ternak khususnya telur dan daging. Informasi inilah yang menyebabkan orang yang finggi pendapatannya pun menjadi takut mengkonsumsi produk tersebut. H~l ini tentu saja mengurangi daya serap pasar.Ringkasnya, bahwa untuk mengatasil kekurangan konsumsi gizi itu dapat dilakukan usaha usaha antara lain : 1. Peningkatan dan pemerataan pendapatan; 2. Melakukan kampanye gizi, sehingga masyarakat sadar gizi; 3. Melakukan efisiensi usaha dan perbaikan kebijakan untuk membuat patokan harga produk ternak yang menguntungkan semua pihak tanpa membebani konsumen.
• Peluang ekspor
Peluang ekspor ternak dan hasil ternak sebenarnya besar. Namun untuk mampu menembus pasar intemasional diperlukan beberapa perubahan. Faktor pertama adalah mutu dari produk yang dihasilkan. Mutu harus memenuhi syarat yang diajukan oleh negara pengimpor. Pada saat ini selera antara konsumen dalam negeri dan luar negeri berbeda, sehingga jika akan diekspor diperlukan adanya beberapa perubahan dalam manajemen peternakan di Indonesia. MisaInya saja, produk daging ayam yang bobot hidupnya berkisar antara 1 2 kg/ekor di dalam negeri, harus diseragamkan menjadi 2 kg bobot hidup sesuai dengan keinginan Negara pengimpor. Demikian pula mengenai bentuk harus yang disukai konsumen luar negeri. Misalkan adalah sulit bila kita mengekspor ayam beku dalam bentuk utuh ke Jepang. Disamping Indonesia belum mampu bersaing dalam hal harga dengan Amerika, juga karena Jepang lebih suka mengimpor ayam dalam bentuk potong¬-potongan atau yang sudah siap dimasak.Masalah higienis produk ternak juga sudah saatnya diperhatikan, jika diinginkan Indonesia memasuki era ekspor. Selama ini hal tersebut kurang diperhatikan oleh peternak Indonesia. Oleh karena itu, harus juga dilakukan perubahan besar dalam tatalaksana pemeliharaan ternak agar memenuhi standar kesehatan yang diinginkari. Dalam kondisi ini, petemalk lebih baik membentuk suatu asosiasi agar diperoleh tingkat efisiensi yang optimal, atau dapat pula melakukan kemitraan dengan pengusaha besar. Apabila diperlukan, kebijakan peternakan di Indonesia perlu ditinjau kembali disesuaikan dengan perkembangan peternakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Disamping itu, perlu diperhatikan pula tingkat harga di negara tersebut, dan kemudian dibandingkan dengan biaya produksi, transportasi, biaya keluar dan masuk dan lain¬ lain. Demikian pula perlu dilihat tingkat harga negara¬ negara lain yang mengekspor hasil ternak ke negara tersebut. Dengan demikian bisa diperhitungkan tingkat harga yang menguntungkan. Jangan sampai mengekspor ternak malah rugi.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah kesinambungan ekspor dan konsistensi terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama. Hal ini penting untuk menjaga tingkat kepercayaan negara tersebut kepada negara pengekspor. Memang selama ini Indonesia telah membuat gebrakan gebrakan untuk mengekspor ternak dan hasil ternak. Akan tetapi kesinambungannya, belum bisa dibanggakan. Tampaknya. ekspor tersebut hanya merupakan strategi saja agar harga di dalam negeri fidak jatuh. Sebagai contoh, bulan Oktober 1987 mengekspor te!ur segar ke Singapura can Hongkong. Bulan Nopember 1987 mengekspor DOC Parent Stock ke Malaysia, bulan Desember 1988 telah dilakukan ekspor anak ayam ke Singapura, d1l. Namun kelanjutannya tersendat. Padahal salah satu cara untuk mengatasi permasaiahan peternakan di Indonesia adalah mengekspor temalk dan hasil hasil ternak. Dalam jangka pariang ekspor merupakan salah satu altematif untuk menstabilkan harga produk ternak di Indonesia.
Untuk menghadapi peluang seperti itu, serta untuk mempercepat perkembangan industri petem*akan, diperlukan sekali untuk memantapkan tahap konsolidasi peternakan agar bisa memasuki tahap ketangguhan dengan semua aspek peternakan yang lebih mantap. Penataan ke dalann dalam arti aspek teknis, organisasi, peraturan, sistenn pengawasan, pembinaan dan penciptaan kondisi usaha yang merangsang pemindahan modal dari luar ke dalam lebih lancar sudah merupakan keharusan agar bisa diraih peluang tersebut. Apabila kita kurang berhasil dalam penataan ini seperti yang terjadi saat ini, maka peluang ekspor akan jatuh ke negara lain.
Langkah awal dalam konsolidasi adalah mengumpulkan data yang akurat. Hal ini memerlukan kejujuran pihak pihak yang terkait. Data harus dikumpulkan antara lain jumlah pabrik pakan ternak dan pembibitan, dan total produksi yang dijual ke pasar, kebutuhart anak ayam dan pakan di tingkat produsen hasil ternak. Hal ini berkaitan erat dengan keseimbangan antara. jumlah suplai dengan tingkat kebutuhan. Data lain yang juga penting adalah tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk ternak. Hal ini berkaitan erat dengan penentuan jumlah produksi yang harus dihasilkan peternak. Selama ini, karena data yang akurat belum ada, maka sering terjadi kelebihan suplai bibit, misalnya, yang membuat harga bibit iatuh. Namun sebaiiknya sering pula terjadi kelangkaan bibit sehingga harga bibit naik drastis. Namun di sisi lain, harga ransum pabrik melonjak terus. Akhimya, harga produk ternak pun menjadi berfluktuasi sehingga peternak mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya.Hal lain yang perlu ditata adalah aspek pemasaran. Baik pemasaran telur, daging dan susu yang sasarannya bisa dikaitkan dengan upaya peningkatan gizi masyarakat maupun kegiatan ekspor non migas, sejauh ini belum ditangani secara optimal. Kondisi pemasaran yang ada sekarang ini masih diperlukan pendekatan baru yang lebih dinamis, yaitu pendekatan yang arahnya membina pasar yang sudah terbentuk serta merintis pasar baru yang masih terbuka peluangnya baik di dalam maupun di luar negeri. Di era otonomi daerah ini, maka diperlukan pemetaan dan penataan jalur pemasaran.
Sikap konsistensi terhadap kesepakatan yang telah diambil juga sangat penting. Kita tidak boleh membatalkan kesanggupan mengirim komoditas yang telah disepakati disebabkan ada negara lain yang memberikan harga yang lebih tinggi atau karena harga di dalam negeri sedang membaik. Sikap tak konsisten ini pemah terjadi pada ekspor babi beberapa tahun yang lalu, yang berakibat terhambatnya kegiatan ekspor komoditas tersebut pada kesempatan lain. Memanfaatkan peluang ekspor secara berkesinambungan ini tampaknya menjadi semakin sulit mengingat krisis yang terjadi saat ini justru berakibat secara langsung dengan gulung tikamya perusahaan peternakan di Indone¬sia. Hal ini menyebabkan Indonesia harus menambah impomya dan semakin rumit karena daya beli masyarakat menurun drastis, sehingga daiam jangka panjang dapat menurunkan mutu generasi penerus.
• Sumberdaya pakan
Ongkos produksi yang berasal dari pakan merupakan bagian terbesar yaitu sekitar 50 80% dari total biaya produksi tergantung kepada jenis ternak yang dipeliharanya dan efisiensi manajemennya. Oleh karena itu banvak usaha dilakukan untuk mendapatkan pakan yang murah tanpa mengurangi nilai gizi, tidak bersaing dengan manusia dan cukup tersedia. Sumber alam berupa bahan baku pakan baik jenis maupun jumlahnya cukup besar, namun usaha ke arah pemanfaatannya masih mengalami banyak hambatan. Sampai sekarang ini pabrik pakan memakai bahan baku utama jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan. Sebetulnya sudah ada usaha penggantian bahan pakan utama tersebut oleh pabrik palkan, namun temyata harga pakan tidak juga turun. Ini berarti ada faktor dominan lain yang perlu diindentifikasi.
Namun demikian, bukan berarti peningkatan bahan baku utama atau penggantian bahan baku utama tersebut kemudian ditinggalkan. Peternak kecil, dapat menyusun pakannya dengan menggunakan bahan pakan yang banyalk tersedia di daerahnya. Memang saat ini banyalk peternak yang telah memodifilkasi pakannya dengan mencampur konsentrat pabrik dengan jagung dan dedak. Sebenamya telah banyak penelitian di bidang nutrisi dan makanan ternak yang dapat ciaplikasikan bailk pada pabrik pakan ternak maupun di tingkat masyarakat peternak. Banyak hasil penelitian yang tertumpuk saja di perpustakaan.Selain peninglkatan efisiensi manajemen, maka perlu dilakukan upaya penjajagan kemungkinan pengalihan jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan. Bahan bahan tersebut dapat berupa limbah industri atau limbah pertanian atau bahan¬bahan yang tidak bersaing dengan manusia. Hal ini memang memerlukan proses yang cukup lama dan berkaitan erat dengan beberapa pihak yang tidak mau dirugikan. Beberapa pendekatan perfu dilakukan. Juga dituntut kejujuran pihak pabrik pakan ternak. Jika mereka telah menggunalkan bahan yang lebih murah, maka diharapkan mereka mau menurunkan harga pakannya.
Ada dua aspek dalam hal penekanan biaya pakan, yaitu aspek telknologi dan tataniaga. Dalam aspek teknologi, hasil penelitian menunjukkan bahwa standar kebutuhan gizi yang sekarang dianut masih dapat diturunkan. Aspek tataniaga pakan ternak juga memegang peranan penting. Masalah tataniaga bahan baku pakan ternak misalnya, penyempurnaan akan mempunyai arti yang besar. Usaha ke arah itu sudah dilakukan oleh pemerintah misainya dengan diserahkannya kembali pembelian jagung dan tepung ikan oleh BULOG kepada pihak swasta, artinya swasta bisa membelinya langsung dari pasar luar negeri. Namun sejauh mana hal ini dapat menekan biaya pakan masih belum diketahui.
• Penurunan mutu produk
Seringnya terjadi permasalahan yang dihadapi oleh peternak, perusahaan pakan, maupun pembibitan, ditinjau secara global dari aspek pengembangan industri, maka kemungkinan yang menjadi permasalahannya yaitu akibat kondisi struktur industri yang belum berkembang secara seimbang. Artinya yang baru berkembang adalah sektor industri proses produksi dan sarana produksi, sedangkan sektor industri pasca produksi belum mengalami perkembangan yang berarti.Berkembangnya industri pasca produksi merupakan salah satu pengendali dan stabilitas harga hasil ternak, dan dapat sebagai sektor pengaman hasil ternak sehubungan bahwa hasil ternak termasuk produk yang mudah dan cepat rusak. Disamping itu juga diketahui bahwa sektor tersebut dapat sebagai sektor peringkat nilai tambah produk ternak.
Pengelolaan pasca panen sangat penting untuk menjaga mutu produk ternak. Penanganan yang kurang tepat akan menghasilkan kerugian besar. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu terjadi pembuangan susu karena tidak diterimanya susu oleh pabrik karena tidak memenuhi syarat. Untuk menjaga kestabilan harga, maka susu dibuang. Jika industri pengolahan susu pada tingkat rumah tangga telah berkembang, mungkin hal im tidak perlu terjadi. Demikian pula perlu perbaikan penanganan susu di tingkat peternak dan koperasi untuk mempertahankan mutu sekaligus perbaikan mutunya. Kerusakan susu pada KPBS Pengalengan pada tahun 1988 sekitar 3% dari jumlah susu yang diterima.
Produk ternak lain yaitu telur, penanganan pasca produksinya juga masih kurang diperhatikan. Menurunnya mutu telur dipengaruhi oleh waktu dan kondisi penyimpanan. Manajemen pasca produksi daging juga masih belum memadai, disamping mutunya belum disesuaikan dengan standar intemasional. Banyak ternak yang dipotong karena sudah afkir balk sebagai ternak kerja, ternak perah atau temalk khusus diambil dagingnya. Demikian pula pada ayam potong belum adanya keseragaman berat ayam yang dipasarkan, disamping belum ketatnya permintaan mutu karena konsumen pada unnumnya belum memperhatilkan mutu secara serius melainkan hanya didasarkan harganya yang murah. Kini sudah saatnya jilka tidak mau dianggap terlambat dunia peternakan mengembangkan industri pasca produksi untuk menstabilkan harga, disamping adanya usaha peningkatan mutu dan merebut pasar dan efisiensi usaha.
• Produktivitas ternak
Sebagian besar peternakan merupakan peternak kecil. Petemalkan ralkyat tersebut pada umumnya mempunyai ciri ciri berupa rendahnya tingkat keirampilan, keciInya modal usaha, belum digunakannya bibit unggul terutama pada peternakan ayam buras, sapi, kambing, domba dan kerbau–, keciinya ternak Yang produktif, dan belum sempumanya cara penggunaan pakan sehingga produksinya rendah. Hasil produksi yang berasal dari peternakan masih di bawah hasil produksi dari perusahaan.Bagi petemalk rakyat ada tiga masalah utama, yaitu rendahnya produksi, produktivitas dan mutu hasil temalk. Dari segi bibit, masih banyak temalk lokal yang tidak unggul, sering kemajiran, mutu pejantan dan betina yang rendah d1l. Kemajiran ini disebabkan oleh corpus luteum persisten, hipofungsi ovarium, endometritis. Ketidaksuburan sapi sapi betina di Indonesia belum banyak diteliti, tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh kekurangan pakan yang menyolok, kelainan fisiologik anatomik dan kelainan patologi saluran kelamin betina dan merajalelanya penyakit kelamin menular khusus.
Untulk meningkatkan mutu genetik ternak, maka pemerintah melakukan impor ternak dan semen, bahkan embrio transfer, disamping memperbaiki ternak lokal yang berpoten si seperti sapi Bali. Namun, beberapa kasus impor ternak, misalnya sapi perah, kita tidak bisa memilih sapi yang benar¬benar sapi terbaik di negara tersebut. Kita hanya bisa mengambil sapi pada suatu ranch yang telah disediakan tanpa dapat memilih. Ini berarti yang diimpor bukan sapi unggul di negara tersebut, melainkan campuran dari berbagai kualitas. Ternak dan semen impor dikawinkan dengan sapi lokal dengan harapan mampu memperbaiki mutu genetik sapi lokal. Pemerintah melalui program Gerbang Serba Bisa telah melakukan program pembibitan di tingkat pedesaan. Namun, sejauh ini keberhasilan tentang proyek tersebut masih dipertanyakan. Hasil pengamatan pendahuluan di Bengkulu misalnya, proyek tersebut tidak tampak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi lokal.Selain perbaikan faktor genetik, maka hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor pakan dan manajemen serta tatalaksana pemeliharaan. Meskipun secara genetik ternak tersebut mempunyai potensi produksi yang tinggi, namun jilka faktor¬faktor lain yang mempengaruhl produktivitas kurang diperhatilkan, maka potensi yang tinggi itu tidak akan tercermin dilapangan.
• Kemitraan vs koperasl mandiri
Permasalahan lain yang juga penting perlu mendapat perhatian adalah lemahnya kelembagaan petemalk. Meskipun telah dibentuk kelompok kelompok usaha, koperasi d1l., namun pada kenyataannya fungsi kelembagaan peternak masih lemah. Salah satu sebabnya adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada. Koperasi memang merupakan wadah yang tepat bagi peternak. Tetapi koperasi yang bagaimana yang harus dibentuk ? Pada hemat penulis, maka koperasi harus mampu menjadi badan usaha yang mandiri secara nasional. Koperasi mandiri ditandai dengan antara lain kemampuannya mengelola usaha secara profesional dan mempunyai “bargaining power”.Cara lain untuk peternak kecil mampu eksis jika mereka belum mampu mendirikan koperasi mandiri , mereka dapat melakukan “kemitraan” dengan pengusaha besar. Kemitraan dengan segala kelebihan dan kekurangannya mampu mengembarigkan peternakan di Indonesia serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak itu sendiri.Isu lain yang perlu diperhatikan adalah adanya tuntutan masyarakat yang menginginkan kegiatan peternakan dapat menekan sekecil mungkin polusi yang ditimbulkannya. Dengan kata lain, usaha peternakan dituntut untuk menciptakan usaha yang “ramah lingkungan”

KESIMPULAN
Dari uraian di atas, problema peternakan harus segera mendapat penanganan serius. Pemecahan yang dapat dilakukan antara lain: 1. Dari segi aspek pengembangan, maka perlu dikembangkan industri pasca produksi, disamping memperbaiki industri sarana produksi dan industri proses produksi. 2. Dilakukan efisiensi usaha di semua sektor peternakan, sehingga memberikan keuntungan yang memadai di pihak proses produksi dengan harga hasil ternak yang dapat dijangkau oleh sebagian besar konsumen. 3. Dari segi pemasaran, perlu direalisasikan ekspor ternak dan produk ternak, disamping menggali potensi konsumen dalam negeri dengan menciptakan produk ternak dengan standar intemasional. 4. Dilakukannya pembenahan secara total di seluruh kegiatan peternakan. 5. Adanya kerjasama yang saling menguntungkan di semua pihak yang bergerak di bidang peternakan. 6. Menciptakan usaha peternakan terpadu, agar usaha tersebut dapat menimbulkan tingkat polusi yang minimal. 7. Memperbaiki kelembagaan peternak. (Pernah dimuat di Poultry Indonesia edisi Nopember 2000)

Pengertian Tataniaga

BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini di bidang pertanian mudah dipermainkan oleh para tengkulak yang berdampak pendapatan petani tidak dapat ditingkatkan. Jangan sampai kejadian seperti yang kita dengar bahwa RI Terjebak Impor Pangan, begitu tajuk utama pada harian KOMPAS edisi Senin, 24 Agustus 2009. Disebutkan di dalamnya beberapa komoditas yang harus diimpor oleh Indonesia antara lain gula, daging sapi, garam, susu, kedelai, dan gandum. Ironis untuk sebuah negara kepulauan yang bahkan harus mengimpor garam untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya(Wardani, Kristanti Wisnu Aji,2009).
Hal ini sangat menyedihkan bagi kita semua karena ternyata program Repelita yang telah dilaksanankan sejak orde baru hingga program kelanjutannya yang masih dilaksanakan hingga saat ini apakah hanya sebuah formalitas saja dalam pelaksanaannya. Jika hal ini terus berlanjut maka sektor pertanian akan mengalami kemunduran karena para petani sudah menganggap bahwa pemerintah telah menganakktirikan sektor ini sejak lama. Maka dampak yang ditimbunkan sangat berpengaruh pada sistem pemasarannya. Informasi mengenai kondisi ketahanan pangan Indonesia seperti itu menjadi gagasan bagi para mahasiswa untuk mengangkat isu ketahanan pangan, yang erat kaitannya dengan dunia pertanian itu, dalam kaitannya dengan sosok mahasiswa di dalamnya. Bagaimanakah posisi atau peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam sistem pertanianberkelanjutan? Bidang pertanian ternyata tak sesederhana yang dibayangkan. Tak semudah menyuapkan nasi bersama lauk pauk ke dalam mulut. Di dalamnya tersimpan kompleksitas yang tinggi. Apalagi jika sudah berbicara tentang sistem pertanian. Mau tidak mau kita harus menyusun daftar faktor-faktor yang bermain di dalamnya. Ketika semua faktor sudah didaftar, maka akan muncul beragam persoalan. Tujuannya jelas, membantu mahasiswa baru untuk bisa lebih mengenal isu pertanian di Indonesia dan selanjutnya menampilkan peta hijau sebagai salah satu metode alternatif untuk mengungkap isu tersebut secara lebih mendalam diapangan, Mengemas suatu sistem yang rumit ke dalam suatu struktur informasi yang sederhana bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ketika kerumitan semakin menganyam benang-benangnya hingga terkesan kusut, di situlah kami putuskan untuk mengangkat tema sederhana, tetapi mengena, dalam sebuah konsep presentasi interaktif. Mahasasiswa baru itu dapat merasakan berada dan berperan dalam sistem pertanian di Indonesia. Simulasi dilakukan melalui cara bermain peran (role play). Sebagian dari peserta akan memerankan pihak-pihak yang bergiat di dalam sistem tata niaga pertanian. Sementara, sebagian lainnya akan menjadi pemantau dari proses tata niaga itu. Muara dari semua proses yang telah dilakukan oleh seluruh peserta adalah satu kesimpulan mengenai sistem tata niaga pertanian yang terjadi di Indonesia saat ini. Pada akhirnya peserta digiring kepada pertanyaan, apakah sistem pertanian di Indonesia sudah merupakan sistem pertanian yang adil? Apakah sistem pertanian di Indonesia adalah sistem pertanian yang berkelanjutan? Para peserta diminta untuk memerankan pihak-pihak dalam sebuah sistem tata niaga pertanian, dengan panduan yang telah diberikan. Namun, kebanyakan melakukan improvisasi dari panduan yang telah kami berikan. Tukar-menukar, pinjam meminjam, tawar menawar, dan jual beli mewarnai setiap transaksi dalam permainan ini. Hasil akhir menunjukkan ada beberapa aktor yang mengalami penambahan aset. Adapula yang asetnya tetap atau bahkan berkurang. Hasilnya pun tampak, para pemilik modal adalah golongan yang diuntungkan karena mempunyai “kekuasaan” untuk mengendalikan, sedangkan yang tidak mempunyai modal dan akses kuasa terhadap sumberdaya mau tak mau akan mengikuti aturan main yang sudah berlaku. Sebagai mahasiswa dalam kehidupan nyata kita kemudian dituntut untuk peka mengidentifikasi kondisi yang terjadi dan dapat membuat perubahan positif terhadap sistem yang sudah ada. Membawa perubahan tentunya tak dapat dilakukan sendiri. Diperlukan jalinan relasi antar pihak yang bermain dalam sebuah sistempertanian. Disinilah Peta Hijau muncul untuk menawarkan metode dalam upaya menuju sistem pertanian yang lebih baik. Mahasiswa dapat menjadi agen yang menggunakan metode Peta Hijau untuk memetakan jalinan relasi para pihak dan posisi serta lalu lintas aset/sumberdaya. Dengan metode Peta Hijau, mahasiswa akan mengajak masyarakat untuk mengenali dan mendaftar aset-aset sumberdaya yang ada. Semua persoalan yang terjadi dalam hal produksi dan distribusi pun tak luput dari kegiatan pemetaan Peta Hijau. Pada dasarnya Peta Hijau tak hanya memetakan yang teraga saja, tetapi lebih dalam juga memetakan yang tak teraga. Tak hanya memetakan di mana letak sawah, persediaan air, persediaan pupuk, dan persediaan bibit, tetapi juga merekam dan memetakan bagaimana mekanisme dan kualitas hubungan antar pihak dalam sistem itu. Dengan keunggulan pendekatan partisipatif atau partisipatorisnya, diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah menggunakan metode Peta Hijau untuk membantu para petani memutuskan tindakan secara lebih terencana. Sebuah proses pemetaan berbasis Peta Hijau -di bidang pertanian- bukan tidak mungkin akan mampu melahirkan suatu langkah awal menuju sistem pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan. (Wardani, Kristanti Wisnu Aji,2009).













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia, karena sektor pertanian dapat memberikan kebutuhan setiap orang, khususnya kebutuhan pangan.selain sebagai penyedia kebutuhan primer, sektor pertanian juga merupakan penyalur devisa terbesar bagi negara kita yang berlandaskan pertanian. Pengolahan yang tepat dan didukung oleh sistem pemasaran yang baik dapat meningkatkan intensitas produktifitas pertanian di negara kita ini karena siklus perputaran modal terus berlangsung dan terus berulang sehingga akan membawa angin segar bagi petani itu sendiri. Peningkatan nilai, baik itu apakah itu nilai guna maupun manfaat suatu produk dengan mengolahnya terlebih dahulu akan menaikkan nilai jual produk itu sendiri. Semakin pandai seseorang melihat prospek yang ada, dan dapat mengambil kesempatan tersebut maka orang tersebut akan berhasil. Tetapi hal tersebut harus didukung oleh produk-produk hasil pertanian yang baik pula dan sistem pemasaran yang baik, khususnya di masa globalisasi ini disamping itu kita juga harus pandai bersaing dengan pihak lain. untuk memajukan sektor ini terutama dari pihak pemerintah. Jika pemasaran hasil-hasil pertanian dilakukan dengan maksimal untuk itulah di perlukan dukungan dari berbagai pihak dan biaya yang dikeluarkan dapat diefisiensikan maka akan diperoleh keuntungan yang besar. Selain itu juga diperlukannya dukungan sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang kegiatan distribusi produk-produk pertanian yang ada didaerah, seperti jalan raya maupun jambatan-jembatan untuk mempersingkat waktu pendistribusian. Semakin segar dan berkualitas, maka konsumen tidak akan kebaratan untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk produk tersebut. Dalam pemasaran, biasanya pembeli bersikap rasional dan emosinal dalam menanggapi harga suatau produk, jika ia suka terhadap produk itu kerena memang harga yang akan dikeluarkan setara maka ia akan mengambil barang tersebut tapi jika tidak maka akan sebaliknya (rasional), tapi jika si konsumen menyukai cara penjual menerangkan dan menjelaskan tentang produknya, walaupun harganya tidak sesuai dengan uang yang akan dikeluarkan maka si konsumen tetap akan membelinya(emosional). Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah penyimpanan produk tersebut agar selama penyimpanan nilai guna dan kualitas produk tersebut tidak menurun. Dalam proses penyimpanan perlu diperhatikan jenis dan kesesuaian produk tersebut, serta masa penyimpanan karena setiap produk memiliki sifat yang berbeda dengan produk yang lain, khususnya produk-produk hasil sektor pertanian. Dalam menjadi pelaku dalam kegiatan jual beli, pihak produsen harus menetapkan standar kualitas dari produknya tersebut, serta mampu menganalisa keadaan pasar yang ada serta mampu mengambil dan memanfaatkan peluang yang ada walau peluangnya begitu kecil.
Adapunyang perlu diketahui yaitu:
A. Arti dan fungsi tata niaga (pemasaran)
B. Saluran dan lembaga tata niaga
C. Biaya, keuntungan, efisiensi, dan peranan tata niaga (pemasaran)
D. Prospek pasar
















BAB III
PEMBAHASAN

3. 1. Arti Dan Fungsi Tata Niaga (Pemasaran)
Aspek pemasaran mememang disadari bahwa aspek ini adalah penting. Segala usaha yang menimbulkan perpindahan hak milik atas barang-barang serta pemeliharaan penyebarannya disebut sebagai tata niaga (pemasaran). Dan usaha yang dilakukan untuk memperlancar proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dalam proses pemasaran disebut fungsi tata niaga (pemasaran). Bila mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran ini khususnya bagi negara berkembang, yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar. Karena barang pertanian umumnya dicirikaan oleh sifat:
1) Diproduksi musiman
2) selalu segar (freshable);
3) Mudah rusak
4) Jumlahnya banyak tetapi nilainya relatif sedikit (bulky); dan
5) Lokal dan spesifik (tidak dapat diproduksi disemua tempat),
Maka ciri ini akan mempengaruhi mekanisme pemasaran, sehingga sering sekali terjadi harga produksi pertanian yang dipasarkan menjadi naik-turun (berfluktuasi) secara tajam; dan kalau saja harga produksi pertanian berfluktuasi disemua tempat, maka yang sering dirugikan adalah di pihak petani atau produsen .
Menurut kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran ini penting, yaitu:
1. Jumlah produk yang dijual menurun,
2.Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun,
3. Terjadi perubahan yang diinginkan konsumen,
4. Kompetisi yang tajam, dan
5. Terlalu besar pengeluaran untuk penjualan.

Adapun pengelompokan fungsi pemasaran yaitu:
a.Fungsi-fungsi pertukaran
Fungsi pertukaran adalah semua tindakan yang dilakukan untuk memperlancar pemindahan hak milik atas barangdan jasa. Adapun fungsi pertukaran terdiri atas:
1) Fungsi penjualan, dan
2) Fungsi pembelian.
a. Fungsi-fungsi fisik
Fungsi fisik adalah semua tindakan atau perlakuan terhadap barang sehingga memperoleh kegunaa tempat dan waktu. Adapun fungsi fisik terdiri atas beberapa yaitu:
1) Fungsi penyimpanan
Fungsi penyimpanan diperlukan untuk menyimpan barang selama waktu tertentu, antara barang dihasilkan sampai dijual. Kadang- kadang, perlua ada pengolahan lebih lanjut terhadap barang tersebut.
2) Fungsi pengangkutan
Fungsi pengangkutan adalah perencanaan, seleksi, dan penyerahan semua alat pengangkutan dalam proses pengangkutan selama pemasaran.
a. Fungsi-fungsi fasilitas
Fungsi fasilitas adalah semua tindakan untuk menunjangkelancaran pelaksanaan fungsi-fungsi pertukaran dan fisik. Adapun fungsi fasilitas terdiri dari:
1) Fungsi standarisasi dan grading
Fungsi standaring dan grading adalah suatu ukuran atau penentuan mutu barang yang terdiri atas sejumlah perincian mengenai ukuran, warna, rupa, isi kimia, kekuatan bentuk, berat, isi bahan, kandungan air, kematangan rasa, atau kombinasi dari ukuran-ukuran tersebut.
2) Fungsi penanggungan resiko
Fungsi penanggunan resiko adalah segala akibat atau resiko yang ditimbulkan oleh adanya perubahan harga barang, kehilangan ,kebakaran, dan lain-lain.
3) Fungsi pembiayaan
Fungsi pembiayaan adalah penggunaan modal selama barang barang dalam proses pemasaran, untuk membantu pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
4) Fungsi keterangan pasar
Fungsi keterangan pasar meliputi pengumpulan, dan penilaian fakta, dan cermin konsumendalam masyarakat mengenai harga, jumlah,kualitas suplai stock, dan permintaan konsUmen, yang berasal dari tiap tingkat pasar pertu, tingkat pasar dan tempat.

3.2. Saluran dan Lembaga Tata Niaga
Saluran pemasaran dapat berbentuk secara sederhana dan dapat pula rumit sekali. Hal ini tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang memonopoli mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana, sedangkan dibandingkan dengan sistem pasar yang lain. komoditi pertanian yang lebih cepat ke tangan konsumen dan yang tidak mungkin nilai ekonomi yang tinggi, biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana.hal demikian tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Pemasaran ataumarketing padprinsipnya adalah aliran barang dari produsen kekonsumen.fungsi saluran pemasaran ini sangat penting ,khususnya dalam melihat tingkah harga di masing-masing lembaga pemasaran. Bentuk saluran pemasaran dapat Dilihat: Bentuk Saluran Pemasaran Kompleks
Fungsi yang dilakukan dan skala usaha. Misalnya pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang secara dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala yang relatif besar dibandingkan dengan skala usaha pedagang perantara. Begitu pula halnya dengan pedagang besar, mempunyai skalaskala usaha yang lebih besar daripada pedagang pengumpul. Dari hal diatas dapat kita simpulkan bahwa makin majunya tingkat pengetahuan produsen,lembaga pemasaran dan konsumen terhadap penguasaan informasi pasar, makin semakin rata distribusi keuntungan yang diterima.

3.3. Biaya, keuntungan, efisiensi, dan peranan tata niaga pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, pungutan restribusi dan lain-lain.besarnya biaya pemasaran berbeda antara satu dengan yang lainnya, perbedaan itu disebabkan:
1. Macam komoditi,
2. Lokasi pemasaran, dan
3. Macam lembaga pemasaran dan efektifitas pemasaran yang dilakukan.
Sedangkan selisih harga yang dibayarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen disebut keuntungan pemasaran atau marketing marjin.jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari produsen kekonsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan pemasaran. Begitu pula karena produsen tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produksinya diperlukan pihak lain atauembaga yang pemasaran lain untuk membantu memasarkan produksi pertanian yang dihasilkan. Jadi, harga ditingkat petani akan lebih rendah daripada harga ditingkat pedagang perantara, dan harga di pedagang perantara juga akan lebih rendah daripada ditingkat pedagang pengecer. Untuk lebih jelasnya , digambarkan kurva derived demand (permintaan yang disebabkan adanya perubahan harga di masing-masing tingkat lembaga) dan keuntungan pemasaran, akan bergerak ke kanan mengikuti perubahan yang terjadi.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010.Fungsitataniaga..http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/fungsi-fungsi-pemasaran.html. Tanggal diakses 04 September 2011
kotler (1980),Ekonomi pemasaran dalam pertanian.Jakarta:yayasan obor Indonesia.
Wardani, Kristanti Wisnu Aji,2009.Komoditas pangan yang harus diimpor.Jakarta:PT.Raja Garafindo Persada.
KOMPAS edisi Senin, 24 Agustus 2009.Impor pangan.












BAB IV
KESIMPULAN
Dalam menjadi pelaku dalam kegiatan jual beli, pihak produsen harus menetapkan standar kualitas dari produknya tersebut, serta mampu menganalisa keadaan pasar yang ada serta mampu mengambil dan memanfaatkan peluang yang ada walau peluangnya begitu kecil.
Adapunyang perlu diketahui yaitu:
A. Arti dan fungsi tata niaga (pemasaran)
B. Saluran dan lembaga tata niaga
C. Biaya, keuntungan, efisiensi, dan peranan tata niaga (pemasaran)
D. Prospek pasar
Bila mekanisme pemasaran atau tataniaga berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting.

perkembangan dan kegunaan tataniaga

PERKEMBANGAN DAN KEGUNAAN TATANIAGA
A. PERKEMBANGAN DALAM TATANIAGA
Tataniaga diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi yaitu kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Disebut tataniga karena niaga berarti dagang, sehingga tataniaga berarti segala sesuatu yang menyangkut “aturan permainan” dalam hal perdagangan barang-barang. Karena perdagangan itu biasanya dijalankan melalui pasar maka tataniaga disebut juga pemasaran (terjemahan dari perkataan marketing), (Mubyarto, 1989).
Perkembangan tataniaga merupan kunci kunci dari pembagunan pertanian. tampa pasar produksi pertanian tidak akan terangsan. tataniaga adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, menjaga dan meningkatkan nilai dan kegunaan dari barang dan jasa (Rifianto, 1999).
Tahap-tahap dari kegiatan jual-beli itu yang pernah dilakukan sampai sekarang adalah sebagai berikut:
1. Tahap sebelum barters
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Tahap barter
Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Sampai sekarang barter masih dipergunakaan pada saat terjadi krisis ekonomi di mana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi.
Setelah mengalami kesulitan dengan cara barter, orang mulai mencari alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai alat yang dapat dipergunakan dalam pertukaran. Kemungkinan semacam itu baru dapat diatasi setelah digunakan suatu benda yang memiliki syarat.
1. dapat diterima;
2. digemari dimana-mana;
3. yang setiap waktu dapat ditukar dengan barang apa saja;
4. sulit mendapatkannya.
3. Tahap uang barang
Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary, yang berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti garam. Orang Romawi membayar upah dengan salarium (garam).
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:
a) Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.
b) Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.
c) Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).
d) Mudah hancur atau tidak tahan lama.
4. Tahap uang logam
Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang karena:
a) digemari umum
b) tahan lama dan tidak mudah rusak
c) memiliki nilai tinggi
d) mudah dipindah-pindahkan
e) mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi nilainya
Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang Penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Bersamaan dengan itu, medium uang yang berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat lainnya seperti tembikar, keramik atau perunggu.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.
5. Tahap uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Selanjutnya masyarakat tidak lagi menggunakan emas – secara langsung sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar.
Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad modern.. Mulanya disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris diungkapkan sebagai dollar. Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam bentuk koin.
Dalam perjalanannya penggunaan uang kertas berkembang menjadi atribut dan simbol sebuah negara. Namun sebagai garansi dari negara yang bertanggung jawab atas peredarannya, maka jumlah uang kertas yang diterbitkan selalu dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. sekitar tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan bergulir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.
6. Tahap Penggunaan Uang Elektronik
Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, mulailah berkembang uang elektronik, dimana untuk menyelesaikan transaksi ekonomi, pihak yang melakukan transaksi tidak perlu membawa uang tunai, namun cukup dengan melakukan pembayaran melalui kartu kredit, transfer antar rekening, yang saat ini bahkan telah dapat dilakukan melalui internet , serta sms dan telepon seluler.
Sejak tahun 1968 dengan keluarnya ketentuan Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 13 tahun 1968, ditetapkan bahwa satuan hitung uang di Republik Indonesia adalah Rupiah.


B. Kegunaan Tataniaga
Kegunaan yang mampu diciptakan oleh kegiatan tataniaga meliputi penciptaan dan peningkatan nilai kegunaan tempat, waktu dan kepemilikan. Semua lembaga tataniaga akan berusaha untuk meningkatkan manfaat dari komoditi yang dipasarkan.
Dengan demikian kegiatan tataniaga berusaha untuk menempatkan barang yang diusahakannya ke tangan konsumen dengan nilai dan kegunaan yang meningkat (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Pengertian lain dari tataniaga adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan barang-barang ke konsumen akhir (Azzaino, 1982).
Proses tataniaga merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, menjaga dan meningkatkan nilai dan kegunaan dari barang dan jasa (Rifianto, 1999). Kegunaan yang mampu diciptakan oleh kegiatan tataniaga meliputi penciptaan dan peningkatan nilai kegunaan tempat, waktu dan kepemilikan. Semua lembaga tataniaga akan berusaha untuk meningkatkan manfaat dari komoditi yang dipasarkan. Dengan demikian kegiatan tataniaga berusaha untuk menempatkan barang yang diusahakannya ke tangan konsumen dengan nilai dan kegunaan yang meningkat (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Pengertian lain dari tataniaga adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan barang-barang ke konsumen akhir (Azzaino, 1982). Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dilihat berdasarkan arus barang yang meliputi beberapa proses, yaitu (Hanafiah dan Saefuddin, 1983) :
1. Proses pengumpulan. Pengumpulan merupakan proses pertama dari arus barang. Barang-barang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah yang besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien.
2. Proses pengimbangan. Pengimbangan merupakan proses tahap kedua dari arus barang, terjadi antara proses pengumpulan dan proses penyebaran. Proses pengimbangan merupakan tindakan penyesuaian antara permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas.
3. Proses penyebaranPenyebaran merupakan proses tahap akhir daripada arus barang, dimana barang-barang yang telah terkumpul disebarkan ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Sementara menurut mubyarto (1972) setiap barang ekonomi mem punyai kegunaan atau manfaat bagi manusia. Manusia memerlukan suatu barang tertentu pada tempat, waktu, bentuk dan harga tertentu. Kalau antara penjual dan pembeli tidak kecocokan dalam salah satu syarat tersebut di atas maka transaksi jual beli tidak akan terjadi. Disinilah terletak kegunaan dan peranan tataniaga yaitu mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2009, http://id.wikipedia.org/wiki/Barter diakses pada tanggal 12 september 2009
Anonim 2009 knowledge.blogspot.com/2009/03/sejarah-singkat-uang.html diakses pada tanggal 12 september 2009
Anonim 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Uang diakses pada tanggal 12 september 2009
Anonim 2009 http://indo-forex-kn http://www.appropriate-economics.org/img/adjbremenfront.jpg diakses pada tanggal 12 september 2009
Mubyarto, 1972, Pengantar Ilmu Ekonomi Peternakan, LP3S, Jajarta
Hanafiah dan saifuddin, 1986, tataniaga hasil perikanan, UI Press, Jakarta

produsen hasil peternakan

PENDAHULUAN
Populasi penduduk Indonesia yang sekitar 220 juta orang memerlukan kesediaan pangan hewani bermutu tinggi, halal dan aman dikonsumsi. Rataan konsumsi pangan hewani asal daging, susu dan telur masyarakat Indonesia adalah 4,1; 1,8 dan 0,3 gram/kapita/hari (Direktorat Jendral Peternakan, 2006). Angka angka tersebut barangkali jauh lebih rendah dari angka konsumsi standar Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (LIPI, 1989) yaitu sebanyak 6 gram/kapita/hari atau setara dengan 10,3 kg daging/kapita/tahun, 6,5 kg telur /kapita/tahun, dan 7,2 kg susu/kapita/tahun (Direktorat Jendral Peternakan, 2006).
Konsumsi pangan asal hewani akan meningkat sejalan dengan membaiknya keadaan ekonomi masyrakat maupun meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi baik. Di antara ketiga jenis pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu), sejak tahun 1955 Indonesia sudah mampu berswasembada telur dan daging ayam, akan tetapi sampai dewasa ini kita belum untuk daging sapi dan susu.











PEMBAHASAN
Pengertian
Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen (http://id.wikipedia.org/wiki/Produsen),
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi).
Faktor-Faktor Produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources) (http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi)
a,Sumber daya fisik
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material) (http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi)
b,Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya (http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi)
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. (Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
c. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal able . Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal able adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
D. Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir able -faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun able produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.
e.. Sumber daya informasi
`Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini abl berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.


Skema Proses Produksi



Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah (Sryanto, 2009)
Tujuan Perusahaan
 Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
 Maksimisasi Output (Penjualan)
 Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)
Kategori Kegiatan Produksi:
 Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
 Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
 Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
 Proses atau aliran produksi (process or flow production)



Kendala Anggaran Produsen
Anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.
Kondisi produsen Hasil Peternakan
Sudah diketahui bersama bahwa produk ternak sangat dibutuhkan dalam menopang kehidupan tubuh manusia. Kualitas pangan berasal dari hewan ini pada batasbatas cukup sangat dibutuhkan untuk menopang hidup pokok, aktivitas dan reproduktivitas umat manusia. Akan tetapi belum semua maasyarakat Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan pangan asal hewan. Soedjana (1996) mengindikasikan bahwa pada masyarakat Indonesia yang berpenghasilan rendah, pangsa pengeluaran rumah tangganya sebagian besar (lebih dari 50%) masih didominasi oleh pengeluaran pangan, terutama beras sebagai makanan pokok. Dijumpai pula bahwa masyarakat di perkotaan, yang berpendapatan tinggi dan berpendidikan menengah ke atas, pangsa anggaran belanja makanannya diperkirakan kurang dari separuh pendapatan rumah tangga. Yang sangat menarik dari fenomena ini adalah dijumpainya kecenderungan penurunan konsumsi pangan yang bersumber karbohidrat dan beralih pada pangan bersumber protein seperti hasil ternak dan ikan.
Diduga konsumen pangan sumber produk ternak ini lebih banyak untuk masyarakat di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan, meskipun pada akhir-akhir ini ada juga masyarakat dengan berpenghasilan menengah ke atas mulai mengkhawatirkan kelebihan konsumsi pangan sumber hewan, sehingga ada kecenderungan untuk menurunkan konsumsi pangan berasal produk ternak dan beralih pada buah dan sayur.
Fenomena di atas ini tentunya masih merupakan perbandingan yang kurang proporsional jika melihat pangsa masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia ini boleh dikatakan paling besar dibandingkan dengan pangsa masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi. Mengingat bahwa masyarakat di Indonesia baru mengkonsumsi protein hewani sebanyak 4,19 gr/kapita/hari, artinya berdasarkan norma gizi minimal bangsa ini baru mengkonsumsi 69,8% protein hewani. Saat ini, masyarakat Indonesia baru bisa memenuhi konsumsi daging sebanyak 5,25 kg, telur 3,5 kg, dan susu 5,5kg/kapita/tahun). Jelas sekali terlihat bahwa kesenjangan yang sekitar 30,2 % masih merupakan tantangan yang harus dihadapi guna memenuhinyan (Siswono, 2005).
Keterbukaan pangsa pasar produk ternak ini begitu lebar, sehingga upaya-upaya peningkatan produksi ternak melalui berbagai jurus sistem seperti sistem ektensif di pulau-pulau yang kurang penduduknya sampai sistem intensif yang berada di pulau yang dihuni banyak manusia. besarnya pendapatan keluarga sangat menentukan besarnya konsumsi produk ternak, sehingga keterbukaan pasar yang kelihatannya menggiurkan, tenyata ada keterbatasan. Upaya pemerintah tentunya tidak berhenti, karena tujuan utamanya adalah meningkatkan konsumsi produk pangan berasal dari ternak, sehingga faktor daya beli masyarakat sebaiknya bukan penghalang serius. Berbagai cara untuk meningkatkan konsumsi pangan berasal produk ternak ini, misalnya peningkatan pemilikan ternak yang disertai dengan promosi utamanya peningkatan konsumsi untuk keluarga, yang pada gilirannya dapat juga berakhir untuk dijual untuk mendapat tambahan uang tunai untuk keluarga (Soedjana 1996),
Ternak merupakan komoditas yang memiliki peluang pengembangan, melalui industri pengolahan hasil ternak, mudah pemeliharaan, bisa kawin secara alami maupun dengan teknik IB, mudah dalam penyediaan pakan. Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba sebagai penghasil daging, susu dan limbah (kotoran sebagai pupuk), unggas (ayam dan itik) yang semula hanya dipelihara sebagai penghasil telur, saat ini telah populer juga sebagai penghasil daging yang berpotensi menghasilkan olahan yang bernilai gizi tinggi seperti sosis, abon, nuget, itik asap dan dendeng, dan mempunyai nilai tambah yang signifikan, serta potensi lain dalam menghasilkan kulit (sapi, kambing/domba, kelinci), bulu itik, wool domba dan ceker (ayam/itik) yang nilai ekonominya cukup tinggi (Suryana, A., 2007)

Peningkatan produk pangan hewani tentu saja bisa diupayakan dengan beberapa cara, yakni melalui (i) peningkatan populasi ternak, (ii) importasi bahan-bahan pangan produk ternak untuk kemudian dibuat berbagai macam pangan berbahan produk ternak, dan (iii) importasi pangan jadi berbahan produk ternak. Sementara untuk meningkatkan konsumsi produk hewani itu sendiri akan ditentukan oleh pendapatan keluarga dalam
Sifat produksi hasil ternak yang mudah rusak dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang cukup tinggi akan mempercepat proses kerusakan komoditi sehingga memerlukan penanganan pasca panen yang baik dan tepat. Teknik-teknik penanganan dan pengolahan hasil ternak yang dilakukan melalui penelitian diharapkan dapat mengamankan hasil produksi terhadap penurunan mutu agar dapat meningkatkan nilai tambah hasil ternak, baik dari segi bobot, bentuk fisik, rupa dan gizi maupun rasa, bebas dari jazat renik patogen serta residu bahan kimia, sehingga dapat memenuhi persyaratan pasar dalam dan luar negeri serta agroindustri pengolahan. Komoditas daging harus memenuhi syarat, keamanan, kehalalan, dan kebersihan. Daging yang akan kita konsumsi haruslah daging yang baik dan sehat, aman dan halal dengan tanda-tanda: bersih/ terang, lapisan luar kering, berasal dari rumah potong (RPH / RPA) dengan sistem pemotongan yang halal, sudah ditiriskan, aroma tidak amis dan tidak bau asam, daging masih elastik dan tidak kaku, tidak ada memar.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (2000) model proses produksi menggunakan pendekatan proses yang melibatkan kegiatan identifikasi, interaksi antara proses dan pengelolaan proses-proses. Pendekatan proses menekankan kepada pentingnya memahami dan memenuhi syarat, kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai tambah, memperoleh kinerja proses dan keefektifannya dan perbaikan berkesinambungan proses berdasarkan pengukuran objektif. Model pendekatan proses terdiri dari tujuan, pelanggan, masukan, proses, hasil, luaran dan pengukuran umpan balik.
Untuk mewujudkan peningkatan Produksi Pertanian ditempuh dengan beberapa kebijakan yaitu :
1. Memantapkan ketahanan pangan melalui penganekaragaman dan peningkatan produksi pertanian dengan penerapan teknologi tepat guna.
2. Mengembangkan usaha agribisnis tanaman pangan dan peternakan.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan kelembagaan petani bidang tanaman pangan dan peternakan.
4. Meningkatkan sarana prasarana tanaman pangan dan peternakan.
Produksi hasil ternak di Kota Semarang meliputi Telur, Daging Unggas antara lain ayam ras pedaging, ayam buras dll, Daging Non Unggas antara lain daging sapi dan kambing serta produk berupa susu segar. Peternakan sapi perah yang menghasilkan produk berupa susu segar di Kota Semarang dikembangkan di kecamatan Gunungpati dan Mijen, demikian juga untuk sapi potong. Pada tahun 2004 hasil produksi able peternakan di Kota Semarang sebagian besar menunjukkan peningkatan, kecuali untuk produk berupa susu segar. Produksi Daging baik unggas maupun non unggas tercatat sebesar 10.766.311 Kg pada tahun 2004 dan diperkirakan untuk tahun 2005 akan meningkat menjadi 11.550.658 kg/tahun sedangkan hasil ternak lainnya berupa susu sebesar 3.035.240 liter dan telur sebesar 5.361.667 butir. Hasil produksi ternak yang berupa susu dan telur diestimasikan akan menjadi sebesar 5.543.171 kg untuk telur dan 3.262.195 liter untuk susu (http://semarang.go.id/simpeda05/Simperek/Peternakan/ produksi hasil_ ternak. Htm).
. Hasil produksi ternak secara lebih rinci dapat dilihat pada able dibawah ini :


No Hasil Produksi Ternak satuan Produksi
2003 2004 2005
Jan s.d Okt Estimasi Des 2005
1 Daging non Unggas Kg 4.352.854 4.439.271 - -
2 Daging Unggas Kg 6.158.162 6.327.040 - -
3 Susu Segar Liter 3.946.904 3.035.240 2.718.496 3.262.195
4 Telur Kg 5.162.161 5.361.667 4.619.309 5.543.171
Sumber Data : Dinas Pertanian Kota Semarang



DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Produsen). 24 oktober 2009
Anonim b. 2009. (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi)
Anonim c. 2009.http://semarang.go.id/simpeda05/Simperek/Peternakan/ produksi hasil_ ternak. htm).

Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.
Siswono, 2005. Konsumsi protein hewani di bawah standar. http://www.republika.co.id/. 24 oktober 2009.

Soedjana 1996, Soedjana, T.D., 1996. Perkembangan konsumsi daging dan telur ayam di Indonesia.Media Komunikasi & Informasi Pangan, Agribisnis Unggas, No. 29 (VIII): 35-44.

Suryana, A., 2007. Suryana, A., K. Diwyanto, S. Bahri, B. Haryanto, IW. Rusastra, A. Priyanti dan H. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Sutama, I - K., 2007. Petunjuk Teknis Beternak Kambing Perah. Balai Penelitian Ternakkerjasama dengan P4MI, Badan Litbang Pertanian.



Suryanto, 2009. Teori Ekonomi

Lembaga Dan Saluran tataniaga


LEMBAGA DAN SALURAN TATANIAGA

Lembaga tataniaga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari pihak sen sampai pihak konsumen. Ke dalam istilah lembaga tataniaga ini termasuk golongan produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa.
Lembaga pembeli jasa (facilitating agencies) adalah mereka yang memberi jasa atau fasilitas untuk mempelancar fungsi tatniaga yang dilakukan produsen atau pedagang perantara. Contoh dari lembaga ini antara lain adalah bank , usaha pengangkutan, biro iklan dan sebagainya.
1. SALURAN TATANIAGA
Seperti sudah dikemukakan bahwa berdasarkan tujuan penggunaannya, maka hasil pertanian dan perternakan dapat dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang komsumsi. Sebagai bahan mentah akan dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untuk diolah menjadi barang jadi (misalnya sosis, chiken nugget dan sebagainya). Sebagai barang komsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer, restaurant, hospital dan sebagainya) untuk keperluan komsumsi.
Barang-barang sebelum diterima oleh konsumen telah mengalami proses pengumpulan dan proses penyebaran dengan pedagang besar (Pb) sebagai titik akhir pengumpulan dan titik awal penyebaran. Pedangang besar ini menerima barang langsung dari produsen atau dari pedangang pengumpul lokal (proses pengumpulan) dan kemudian mengirim (menjual) kepada pedagang eceran, yang selanjutnya dijual kepada konsumen akhir, institusional market (miasalnya restaurant), dan mungkin pula kepada pedangang ekspor (proses penyebaran).
2. PRODUSEN SEBAGAI PENJUAL
Bagi usaha peternakan komersial, keuntungan (profit) merupakan sasaran yang hendak dicapai petani dan peternak. Karenanya tugas utama peternak dan patani adalah menghasilkan barang bermutu tinggi untuk dipasarkan. Untuk ini peternak harus memperhitungkan permintaan pasar (market demand) secara lebih cermat. Peternak dan petani perlu mempelajari informasi pasar antara lain mencakup tipe pasar dari bermacam-macam produk yang dihasilkan, variasi harga musiman dan trend harga dari hasil usaha peternakan. Disamping itu petani dan peternak harus bisa merencanakan penjualan yang efektif, dan bisa menyesuaikan rencana produksi (usaha) dengan arah perubahan (trend) harga.
Tipe pasar dari suatu macam barang pada dasarnya dapat dibedakan dalam pasar persaingan murni (pure competition), pasar monopoli (pure monopoly) dan pasar persaingan monopolistis. Mengenai tipe pasar ini akan diuraikan dalam bab ini lain.
Variasi harga musiman dan trend harga sangat berpengaruh pada keuntungan yang akan diterima peternak dan petani. Variasi harga musiman dari setiap hasil peternakan cenderung mengikuti pola yang sama dari tahun ke tahun. Harga terendah terjadi dalam masa depan. Seandainya peternak dan petani memiliki fasilitas penyimpanan dan sanggup menunggu (modal kuat) maka akan mempunyai kesempatan untuk menjual hasil usahanya pada waktu harga cukup tinggi.
Di mana dan bagaimana sebaiknya menjual hasil produksinya, maka peternakan dan petani dapat menjual hasil usahanya di pasar lokal (di daerah produksi), di pasar pusat (terminal market) atau di pasar eceran (retail market) di daerah konsumen. Di daerah produksi, peternak dan petani dapat menjual hasilnya kepada pedagang pengumpul lokal (di indonesia dikenal sebagai tengkulak, palele, bakul, belantik dan sebagainya), pengelolah lokal secara langsung atau melalui pelelangan.
Peternak dan petani dapat pula menjual hasilnya kepada wholesaler (grosir dan speculator) di pasar pusat secara kontrak. Penjualan secara kontrak berarti suatu perjanjian antara penjual dengan pembeli bahwa pengiriman atau penerimaan sejumlah barang yang macam dan mutu tertentu dengan harga tertentu pada waktu tertentu masa akan datang. Jumlah, macam, mutu, harga dan waktu pengiriman dan pembayaran disetujui pada waktu membuat perjanjian sedang pelaksanaan pengiriman barang dan pembayaran terjadi pada masa akan datang.
2. PEDANGANG PERANTARA
Badan-badan yang berusaha dalam bidang tataniaga, menggerakkan barang dari produsen sampai konsumen melalui jual beli, dikenal sebagai perantara (middlemen, intermediary). Badan-badan ini dapat dalam bentuk perseorangan, perserikatan atau perseroan. Berdasarkan pemilikan atas barang dagangan, mereka ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki barang dagangan dan kelompok yang tidak memiliki barang dagangan.
Kelompok yang memiliki barang dagangan adalah mereka yang membeli dan menjual barang dengan maksud memperoleh laba dan keharusan memikul resiko. Kelompok yang tidak memiliki barang-barang dagangan adalah mereka yang hanya melaksanakan beberapa fungsi tataniaga tertentu dengan memperoleh upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan fungsi tersebut ; mereka ini disebut “agen” atau pedagang perantara fungsional.

2.1. Pedagang yang memiliki barang dagangan
Pedagang pengumpul (tengkulak, bakul atau palele), grosir, eksportir, importir dan pedagang eceran termasuk kelompok pedagang yang memiliki barang dagangan.
Pedagang pengumpul adalah mereka yang aktif membeli dan mengumpulkan barang dari produsen di daerah produksi dan menjualnya kepada pedagang perantara berikutnya dan jarang menjual kepada konsumen akhir. Pedagang ini dapat terdiri dari mereka yang mempunyai tempat usaha tetap di desa-desa, ke mana para petani dan peternak menjual barangnya, dan mereka yang membeli barang dengan cara mendatangi satu persatu atau membuka tempat pembelian di tempat-tempat pengangkutan lokal.
Eksportir ialah pedagang yang membeli barang bernilai ekspor untuk dijual ke luar negeri, sedang importir ialah pedagang yang memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negerinya.
Pedagang eceran adalah mereka yang menjual barang kepada konsumen akhir di pasar eceran atau mendatangi rumah konsumen terakhir. Mereka ini membeli barang terutama dari grosir , kadang-kadang dari peternak-petani atau pedagang pengumpul.
2.2. Pedagang yang tidak memiliki barang dagangan.
Pedagang yang tidak memiliki barang dagangan disebut pedagang fungsional atau agen. Mereka ini membeli atau menjual barang atas nama atau untuk orang lain yang disebut principals. Principals adalah pedagang yang mempergunakan agen untuk membeli barang untuk sendiri atau menjual barangnya kepada orang lain. Komisioner, makelar atau juru lelang adalah pedagang yang tidak memiliki barang. Pedagang ini merupakan lembaga pemberi jasa dan sebagai balas jasa pelaksaanan fungsi-fungsi tertentu, pedagang ini menerima upah. Uapah yang diterima oleh komisioner sering disebut “komisi” atau “factorage” dan yang diterima oleh makelar disebut “brokerage”. Upah yang diterima oleh lembaga pelelangan disebut “komisi”.
Antara komisioner, makelar dan juru lelang ada perbedaan satu sama lain. Komisioner dan makelar melakukan penjualan secara pribadi dan barang-barang yang dijual belikan tidak selalu tersedia di tempat penjualan. Juru lelang melakukan penjual umum dan barang-barang yang akan dijual selalu tersedia di tempat penjualan. Komisioner dapat membeli dan menjual barang-barang yang dititipkan kepadanya oleh principalnya atas namanya sendiri menurut harga yang berlaku, sedang makelar tidak boleh demikian tetapi harus menjual atau membeli dengan harga yang telah ditetapkan oleh principalnya.
3. PEDAGANG BESAR
Pedagang besar (grosir atau wholesaler) ini memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar. Pedagang ini aktif di pasar-pasar pusat dan memperoleh barang dari pedagang pengumpul lokal. Pedagang besar ini sering pula mendatangi pasar didaerah produksi untuk membeli barang dan kerap kali juga membeli barang secara langsung ke produsen. Kemudian barang dagangan itu dijual dalam jumlah lebih kecil kepada pedgang eceran. Selain tugas utamanya melayani permintaan pedagang eceran, menjjual pula barangnya kepala hotel, restaurant, pabrik pengolahan atau lembaga lainnya.
Wholelaser yang aktif di pasar pusat mengirim agennya ke daerah produksi (pasar lokal) untuk membeli barang untuknya, atau barang-barang yang sudah diterima olehnya dibagi-bagi dalam jumlah lebih kecil untuk dikirim kepada pedagang eceran atau lembaga lainnya. Wholelaser yang aktif di pasar lokal membeli dan mengumpulkan barang dalam jumlah besar untuk selanjutnya dikirim kepada para langganan (pedagang eceran atau lembaga lainnya) di daerah konsumen tanpa atau langsung melalui agennya.
4. . LEMBAGA-LEMBAGA PEMBELI JASA
Badan perantara (middlemen atau intermidiary) dibagi menjadi :
1) Pedagang perantara (merchant middlemen) adalah mereka yang mempunyai persediaan barang yang diperjualbelikan.
2) Agent middlemen adalah mereka yang melaksanakan fungsi tataniaga tertentu dengan menerima komisi sebagai balas jasa. Broker (biasa kita sebut makelar, calo), agen penjualan (selling agents), komisioner, juru lelang adalah contoh dari agent middlemen. Agent middlemen atau functional middlemen ini sering dikelompokkan dalam golongan lembaga pemberi jasa. Lembaga pemberi jasa adalah badan yang membantu memberi jasa atau fasilitas untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan tataniaga. Contoh dari lembaga pemberi jasa lannya dan kegiatan lainnya dan kegiatannya adalah :
- Lembaga reklame (advertising agencies): penjualan
- Market councellor:penjualan
- Inspector : grading, standarisasi, mengkir
- Grader : grading
- Lembaga penelitian pasar penjualan
- Perusahaan pengangkutan (perusahaan kereta api, truk, kapal laut, penerbangan): pengangkutan
- Pengusaha public wareshouse,veem : penyimpangan,
- Bank : pembiayaan
- Perusahaan asuransi : menanggung resiko karena kecelakaan bencana alam
- Perusahaan pendinginan (cold storage plant) : perawatan mutu (handling)
- Public accounting : pembukuan










DAFTAR PUSTAKA
1. Max E. Brunk and L.B Darrah. Marketing of Agricultural Products, The Ronald Press Company, New york,1955, hal. 357-374.
2. Paul D. Converse and fred M. Jones. Introduction to Marketing (pengantar marketing) disadur oleh N.J.Djajapernama, Penerbit Alumni, Bandung, 1968, hal 36-43 dan 57-76.
3. Frederick L. Gorton and david A. Storey. The Market for Fresh Fish that Originate from Boston Fish Pier Landings, Ed. By Bell, F.W and J.E Hazleton In Recent Developments And Research In Fisheries Economic, Ocean Publication, Inc, New York, 1967, hal. 65-81.


Tuesday, January 10, 2012

TUGAS FISIOLOGI TERNAK

TUGAS :FISIOLOGI TERNAK DASAR
DOSEN : Prof.Dr.Ir. Herry Sonjaya, DEA,DES


TUGAS ESSAY FISIOLOGI TERNAK

NAMA : ANDI MUTMAINNA
NIM : I111 10 901
PRODI : PRODUKSI TERNAK




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

JAWABAN TUGAS FISIOLOGI TERNAK
PERNYATAAN
““ Dengan ini saya menyatakan dengan sejujur-jujurnya dan bersumpah bahwa saya dalam mengerjakan soal ini bekerja sendiri dan bukan hasil nyontek ( baik langsung maupun idak langsung). Bila saya ketahuan tidak jujur, saya siap menanggung risiko, mendapat nilai E dan menyandang mahasiswa pembohong”
TTD

ANDI MUTMAINNA
NIM: I111 10 901

1. Jelaskan fungsi dari membran plasma, nukleus dan organel siptoplasma !
Jawab :
a. Fungsi membrane plasma : Melindungi Isi sel, membran plasma berfungsi mempertahankan isi sel,mengatur keluar masuknya molekul-molekul
membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel, menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor), rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein
untuk mengasingkan kandungan sel daripada persekitaran luar. Ia juga dapat mengawal pergerakan bahan ke dalam dan keluar sel. Ia telap kepada air dan lipid tetapi tidak telap kepada bahan-bahan tidak berpola. Molekul-molekul kecil dan bahan larut lipid dapat melalui lapisan lipid dengan mudah.
b. Fungsi nucleus adalah berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
c. Fungsi organel sitoplasma fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik. Atau Sitoplasma berfungsi sebagai : sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula,lemak, dan protein. Didalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat melalui reaksi kimia, Misalnya pembentukan energi, sintesis asam lemak, assam amino, protein. Sitoplasma "mengalir" di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan organel tertentu sebagai akibat aliran sitoplasma tersebut dalam diamati dengan mikroskop.
2. Jelaskan fungsi dari sel-sel darah dalam mempertahan kelangsungan hidup ternak !
Jawaban: Darah mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh ternak, diantaranya yaitu mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh dengan bantuan hemoglobin, hasil limbah metabolisme dari jaringan tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh. Selain itu pula darah juga berpartisipasi dalam pengaturan kondisi asam-basa keseimbangan elektrolit dan temperatur tubuh, dan sebagai pertahanan suatu organisme terhadap penyakit. Sel darah merah ( Eritrosit) mengandung Hemoglobin yang berfungsi sebagai transpor oksigen dan berperan untuk memberi warna sel darah merah.Sel darah putih (Leukosit) berperan dalam membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi karena selain mampu bergerak ameboid leukosit yang bersifat fagositosis (memangsa).Keping-keping darah (Trombosit) berperan dalam sistem pertahanan yaitu mengaktifkan mekanisme pembekuan darah.

3. Jelaskan hubungan antara kecepatan aliran darah dengan tekanan darah pada berbagai sistem pembuluh darah.
Jawab : Hubungan antara kecepatan aliran darah dan tekanan darah adalah sangat berhubungan ,agar dapat mengalir darah keseluruh tubuh dengancepat, maka diperlukan tekanan yang minimum, tekanan yang diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil kepiler diperlukan 20 mm air raksa (Hg). Kecepatan ailiran darah pada aorta tempat keluarnya darah dari jantung ). Makin jauh makin rendah kecepatannya jumlah total darah yang dipompa yang dipompa dari jantung kira-kira 5,5 liter per menit. Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.
 Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi. Tekanan darah: gaya yg ditimbulkan oleh darah pd dinding pembuluh darah di suatu area tertentu
 Tekanan darah: gaya yg ditimbulkan oleh darah pd dinding pembuluh darah di suatu area tertentu .
4. Jelaskan mengapa jantung yang dikeluarkan dari tubuh dalam kondisi fisiolo gis masih bisa berdenyut !
Jawab : Karena jantung memiliki sel-sel pacemaker alami yang secara automatis mengeluarkan impuls secara teratur. Jantung mempunyai beberapa tempat utama sel-sel pacemaker yaitu SA node, AV node, Bundle of His dan Furkinje fiber. Normal sel pacemaker jantung berada di SA node yang secara teratur mengeluarkan impuls 60-100x/menit. Sedangkan pacemaker lain yang berfungsi sebagi backup apabila SA node mengalami gangguan. Pacemaker yang berfungsi sebagai backup yaitu AV node 40-60x/menit, Furkinje fiber 20-40x/menit. (lihat Gb: 8).
• Excitability : Apabila terjadi ketidakseimbangan pada unsur-unsur yang berperan dalam proses elektrofisiologi sel jantung, maka sel-sel jantung akan berespon secara fisiologis untuk mempertahankan hemostastis.
• Conductivity : Adanya jaringan neuromuskular yang membentuk lintasan atau jalan khusus sebagai kawat penghantar bioelektrik antara SA node, AV node, Bundle of his, Furkinje fiber yang nantinya akan diteruskan sel-sel otot jantung agar bisa berdenyut.
• Contractility : Secara fisiologis mampu merespon impuls yang masuk ke sel-sel otot jantung dengan berkontraksi dan berelaksasi.

5. Jelaskan terjadinya mekanisme fisiologis, dari oksigen (O2) dari rongga udara paru-paru dapat melewati membran pernapasan ke darah dan CO2 dari pembuluh darah vena keluar menuju ke luar (rongga udara).
Jawab : mekanisme fisiologis jantung dari oksigen dari rongga uadara paru-paru dapat melewati membran pernapasan ke darah dan CO2 dari pembuluh darah vena keluar menuju ke luar (rongga udara), merupakan suatu proses berkesinambungan dari kontaksi (sistole) dan relaksasi (diastole) dari atrium dan ventrikel yang mengkomando penutupan dan pembukaan berbagai katup. Dalam proses respirasi udara masuk (O2) ke paru-paru melalui rongga hidung. Dan diikat oleh Hb menuju jantung melalui pembuluh vena , setelah itu diedarkanlah menuju seluruh bagian tubuh melalui pembuluh arteri, begitupun terhadap CO2 dimana melalui pembuluh vena menuju jantung dan arteri menuju ke udara lingkungannya.

6. Jelaskan perbedaan sistem pencernaan zat-zat nutrisi antara ternak ruminan sia dan ternak non ruminasia
Jawab : Ternak ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah lambung dan mengalami proses memamahbiak atau proses pengembalian makanan dari lambung ke mulut untuk di mamah. Contoh hewan ruminansia ini adalah ternak sapi, kerbau, dambing serta ternak domba. . Saluran pencernaan ruminansia. Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus.
Pada ternak non ruminansia atau hewan yang mempunyai labung tunggal alat pencernaanya terdiri dari : Mulut ( cawar oris ) tekak ( pharing ) kerongkongan ( esophagus ) gastrium ( lambung ) intestinum tenue ( usus halus: duodenum, ileum ,jejunum ) usus kasar ( caecum dan rektum) anus. aluran pencernaan ini dinamakan dengan monogastrik, pada jenis unggas saluran
pencernaanya mempunyai beberapa perbedaan dalam bentuk anatominya dengan hewan monogastrik lainnya, tetapi fungsinya secara umum dapat di katakana hamper sama, sedangkan pada hewan ruminansia lebih komleks. Perbedaan kebutuhan zat makanan ternak ruminansia dan non ruminansia Standar kebutuhan pakan atau sering juga diberi istilah dengan standar kebutuhan zat-zat makanan pada hewan ruminansia sering menggunakan satuan yang beragam, misalnya untuk kebutuhan energi dipakai Total Digestible Nutrient (TDN), Metabolizable Energy (ME) atau Net Energy (NEl) sedangkan untuk kebutuhan protein dipakai nilai Protein Kasar (PK), PK tercerna atau kombinasi dari nilai degradasi protein di rumen atau protein yang tak terdegradasi di rumen. Istilah STANDAR didefinisikan sebagai dasar kebutuhan yang dihubungkan dengan fungsi aktif (status faali) dari hewan tersebut. Misalnya pada sapi perah, pemberian pakan didasarkan atas kebutuhan untuk hidup pokok dan produksi susu, sedangkan untuk sapi potong lebih ditujukan untuk kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Namun tidak mudah pula untuk menentukan kebutuhan hanya untuk hidup pokok saja atau produksi saja, terutama untuk kebutuhan zat makanan yang kecil seperti vitamin dan mineral.
7. Jelaskan fungsi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hypofisa !
Jawab : Kelenjar hipofisa terletak pada dasar otak dan di bawah kendali hipotalamus. Di dalam tubuh, ukurannya lebih kurang sebesar kacang ercis. Kelenjar ini seringkali disebut pula sebagai master of gland, sebab hormone yang dihasilkan dapat memengaruhi fungsi endokrin yang lain. Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofilisa terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah (intermediet), dan bagian belakang (posterior). Oleh karena itu, pada orang dewasa, kelenjar hipofi sis hanya tersusundua bagian saja yakni bagian depan dan bagian belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofi sis tersebut.
a. Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar hipofisis anterior berkembang dari lipatan langit-langit mulut yang tubuh ke arah otak. Lipatan tersebut akhirnya kehilangan persambung an dengan saluran pencernaan. Bagian depan kelenjar hiposifis ini menghasilkan banyak hormon. Selain itu, berpengaruh juga terhadap berbagai macam organ. Di dalam tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar hipofi sis anterior ini hanya digunakan dengan jumlah tertentu saja. Apabila terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior


8. Jelaskan karakteristik dari otot kerangka !
Jawab : Bagian-bagian otot kerangka yaitu :Sarkolema, Membran sel dari selaput otot.Terdiri dari membran sel yang disebut membran plasma & sebuah lapisan luar yang terdiri dari 1 lapisan tipis mengandung kolagen, Miofibril, merupakan bulatan-bulatan kecil pada potongan melintang mengandung 1500 FM,3000 FA yang merupakan molekul protein polimer besar untuk kontraksi otot..Sarkoplasma, miofibril-miofibril terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks, Retikulum Sarkoplasmik, Sarkoplasma yang terdapat pada retikulum endoplasma yang terdapat dalam serat otot.

9. Untuk mengatasi kekurangan susu sapi di Indonesia, pemerintah telah mengimpor sejumlah sapi perah dari Amerika yang berasal dari daerah berik¬lim subtropis. Jelaskan proses fisiologis apa yang terjadi pada tubuh sapi perah tersebut dalam mempertahankan hidup didaerah tropis. Tingkah laku apa yang mungkin terjadi pada sapi tersebut.
Jawab : Adapun prilaku yang dilakukan sapi perah didaerah tropis,yaitu :
- Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat dipengaruhi oleh iklim,bangsa,kualitas,tipe mamalia,dan pastur yang tersedia(padang rumput) Contoh sapi bos taurus yang digembalakan pada derah tropis yang lembab maka masa merumput berkurang apabila dibandingkan didaerah aslinya dan masa merumputnya dilanjutkan pada malam hari
- Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Yang dapat diperhatikan adalah makanan yang dimakan (feed intake) temperatur yang tinggi dapat mempengaruhi makanan yang diambil semakin tinggi temperatur maka semakin sedikit makan karena banyak minum, jika temperatur lebih dari 40°C maka ternak akan berhenti memamah biak. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun.
- Air yang diminum (water intake )
Air sangat penting bagi ternak sebab air mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme ternak, selain itu air juga membantu ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan penguapan, keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur naik.
- Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Selain itu iklim yang panas dapat mengakibatkan ternak mengalami heat stress sehingga ternak tidak banyak bergerak agar menjaga suhu tubuhnya tetap stabil-hilangnya zat-zat makanan. Hilangnya zat makanan ini karena ternak berkeringat dan mengeluarkan air ludah, tidak semua ternak dapat berkeringat, jenis unggas tidak dapat berkeringat karena tidak mempunyai kelenjar keringat, pada ternak mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan kehilangan air dan mineral dari dalam tubuhnya.
- Pengaruh terhadap pertumbuhan
Temperatur yang sangat tinggi akan menurunkan nafsu makan dari ternak akibat feed intake ternak pun akan menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan akhirnya juga mempengaruhi produktifitas dari ternak-pengaruh iklim terhadap produksi susu. Pada daerah subtropis sapi perah dapat mengahasilkan susu 56 % daripada daerah tropis dan iklim mempengaruhi kandungan susu, lemak, bahan kering tanpa lemak dan jumlah produksinya.
- Pengaruh iklim terhadap reproduksi
Faktor iklim sangat mempengaruhi reproduksi seperti temperatur lingkungan, kelembapan dan panjangnya hari, tingginya suhu lingkungan menyebabkan kematian embrio dan foetus (embrio kerdil). Sedangkan panjang hari mempengaruhi fertilitas seekor ternak pada derah yang mempunyai 4 musim, pada musim semi siang lebih lama daripada malam dan saat itu merupkan fertilitas yang tinggi pada ternak. Pada unggas tempertur lingkungan yang tinggi dapat menurunkan produksi telur dan mempengaruhi ketebalan kulit.
Sudah menjadi masalah bagi negara-negara tropis bahwa pendapatan hasil ternak perah mereka selalu berada dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan negara-negara yang berada di daerah iklim tropis. Walaupun terdapat beberapa jenis ternak perah perah tropika seperti sapi Sahiwal, Gir, Ongole, Red Shindi yang kesemuanya berasal dari India, namun masih jauh dibawah kualitasnya bila dibandingkan dengan ternak perah di daerah temperate (sub-tropik). Akibatnya, berbagai pihak-pihak melakukan berbagai macam terobosan untuk meningkatkan hasil produksi perah, baik para peneliti, perguruan tinggi, dinas, dan pihak-pihak yang lain. Dan yang menjadi perhatian bagi mereka rata-rata tertuju pada sapi perah sub-tropik yang berasal dari Belanda yaitu sapi Fries holstein (FH) yang memang produksi susunya sudah tidak diragukan lagi.
Sapi perah FH awalnya berasal dari negera beriklim temperate, kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia yang beriklim tropis. Walaupun secara genetik sapi FH sangat unggul di negeri asalnya, namun apabila dipelihara pada wilayah beriklim serta kondisi sosial budaya yang berbeda maka keunggulan tersebut berbeda pula dalam hal hasil susu yang dihasilkan. Fenomena seperti ini dikenal dengan mekanisme interakasi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan khusus dalam mengimpor ternak unggul dari negara (wilayah) lain yang berbeda untuk memperkecil efek interaksi genetik dengan lingkungan.


10. Hasil pengamatan pada sapi bali memperlihatkan bahwa pada umur 12 bulan bobot badan awal penelitian 110 Kg dan pada akhir penelitian (umur 18 bulan) : 240 Kg,
a. Berapa rata-rata pertambahan bobot badan (gram/hari) ?
b. Berapa tingkat pertumbuhan relatipnya (gram/kg bobot badan / hari) ?.
Jawab :Hasil pengamatan
a. Rata-rata pertambahan bobot badan (gram/hari)
P = V = dp / dt
V = P2 - P1
T2-T1

P2= 240 Kg = 240.000 gram T2= 18 bln=540 hari
P1=110 Kg= 110.000 gram T1= 12 bln= 360 hari
V=240.000 kg-110.000 kg / 540 hari-360 hari
= 130.000 kg /180 hari = 722,22 gram/hari
b. Tingkat pertumbuhan relatif
S= P2-P1/P1 (T2-T1)
= 240.000 gram-110.000 gram/110.000 (540 hari-360 hari)
= 130.000gram/ 110.000 hari ( 180) = 130.000 gram/19.800.000=0,006 gram/hr
Atau
S = 6,33 x 10 -3 gr/hari

11. Salah satu konsep dasar fisiologi adalah pertukaran ion-ion terlarut dan pelarut dalam cairan tubuh bisa melalui berbagai proses, antara lain difusi, osmosis, dialisis, efek donnan dan tranpor aktif. Jelaskan teori tersebut !
Jawab : a. Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
b.Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
c.Dialisis adalah : Difusi partikel larut dari suatu kompartmen darah melewati membran semiperniabel.
d. Kesetimbangan donnan atau efek donnan adalah perubahan partikel pada membran semipermeable yang saling berdekatan. Biasanya disebabkan oleh perubahan substrat yang berbeda yang tidak sanggup untuk melewati membrane sehingga terjadi perubahan gaya listrik yang tidak rata. Efek gibbs donnan dapat menjaga kerusakan sel. Kesetimbangan donnan dikemukan dalam 3 fasa untuk artikular cartilage seperti pada elektrokimia fuel cells dan dialisis.
Kesetimbangan donnan juga merupakan difusi zat terlarut yang dipisahkan oleh membrane yang dapat menembus air dan elektrolit tetapi tidak dapat ditembus untuk salah satu jenis ion, diffusible zat terlarut tidak sama distribusinya antara dua bagian. Ketika terjadi interface antara plasma di dalam kapilaritas dan interstitial fluida, maka terjadi Kesetimbangan Donnan. Kebanyakan ion dan air berdifusi sekitar epithelium capillary pada tahap interstitial untuk menambahkan fluida. Meski demikian, ada satu jenis ion yang bersifat impermeable, dan ini terbentuk dari pembentukan molekul negative plasma protein yang berada dalam kapiler.
e. Transpor aktif, Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder.

12. Jelaskan hubungan peran hormon dengan metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh hewan mamalia.
Jawab : Hormon merupakan senyawa organik (zat kimia) pada mamalia. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu, artinya kelenjar itu tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) langsung masuk ke pembuluh darah. Hormon diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan sebagian hewan. Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika kekurangan hormon pertumbuhan maka dapat mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Zat kimia ini merangsang terjadinya pertumbuhan dan regenerasi. Seperti mamalia pada umumnya, pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon tumbuhan/fitohormon.
13. Jelaskan perbedaan antara metabolisme otot ternak hidup dengan otot dari ternak yang sudah dipotong (post-mortem)
Jawab : otot pada ternak yang masih hidup masih mengalami kontraksi antara jaringan-jaringan ikat pada otot atau daging sehingga pada otot sapi yang masih hidup belum terjadi kealotan dan masih terdapat aliran darah yang di alirkan oleh pembulu dara sehingga jaringan otot menjadi lebih banyak dan makin bertambah Sedangkan otot yang sudah dipotong sudah mengalami penghentian pertambahan jaringan otot dan pengaliran darah dan udara selain itu tingkat kealotannya pun sudah tinggi dibanding yang masih hidup
14. Bagaimana caranya mempelajari hormon ? Jelaskan !
Jawab : Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu hormone ,fungsi hormon, Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Dan fungsi hormone:
• Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
• Memacu reproduksi.
• Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
• Mengatur tingkah laku.
15. Untuk mengatasi kekurangan susu sapi di Indonesia, pemerintah telah mengimpor sejumlah sapi perah dari Amerika yang berasal dari daerah berik¬lim subtropis. Jelaskan proses fisiologis apa yang terjadi pada tubuh sapi perah tersebut dalam mempertahankan hidup didaerah tropis. Tingkah laku apa yang mungkin terjadi pada sapi tersebut.
Jawab : Adapun prilaku yang dilakukan sapi perah didaerah tropis,yaitu :
- Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat dipengaruhi oleh iklim,bangsa,kualitas,tipe mamalia,dan pastur yang tersedia(padang rumput) Contoh sapi bos taurus yang digembalakan pada derah tropis yang lembab maka masa merumput berkurang apabila dibandingkan didaerah aslinya dan masa merumputnya dilanjutkan pada malam hari
- Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Yang dapat diperhatikan adalah makanan yang dimakan (feed intake) temperatur yang tinggi dapat mempengaruhi makanan yang diambil semakin tinggi temperatur maka semakin sedikit makan karena banyak minum, jika temperatur lebih dari 40°C maka ternak akan berhenti memamah biak. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun.
- Air yang diminum (water intake )
Air sangat penting bagi ternak sebab air mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme ternak, selain itu air juga membantu ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan penguapan, keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur naik.
- Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Selain itu iklim yang panas dapat mengakibatkan ternak mengalami heat stress sehingga ternak tidak banyak bergerak agar menjaga suhu tubuhnya tetap stabil-hilangnya zat-zat makanan. Hilangnya zat makanan ini karena ternak berkeringat dan mengeluarkan air ludah, tidak semua ternak dapat berkeringat, jenis unggas tidak dapat berkeringat karena tidak mempunyai kelenjar keringat, pada ternak mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan kehilangan air dan mineral dari dalam tubuhnya.
- Pengaruh terhadap pertumbuhan
Temperatur yang sangat tinggi akan menurunkan nafsu makan dari ternak akibat feed intake ternak pun akan menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan akhirnya juga mempengaruhi produktifitas dari ternak-pengaruh iklim terhadap produksi susu. Pada daerah subtropis sapi perah dapat mengahasilkan susu 56 % daripada daerah tropis dan iklim mempengaruhi kandungan susu, lemak, bahan kering tanpa lemak dan jumlah produksinya.
- Pengaruh iklim terhadap reproduksi
Faktor iklim sangat mempengaruhi reproduksi seperti temperatur lingkungan, kelembapan dan panjangnya hari, tingginya suhu lingkungan menyebabkan kematian embrio dan foetus (embrio kerdil). Sedangkan panjang hari mempengaruhi fertilitas seekor ternak pada derah yang mempunyai 4 musim, pada musim semi siang lebih lama daripada malam dan saat itu merupkan fertilitas yang tinggi pada ternak. Pada unggas tempertur lingkungan yang tinggi dapat menurunkan produksi telur dan mempengaruhi ketebalan kulit.
Sudah menjadi masalah bagi negara-negara tropis bahwa pendapatan hasil ternak perah mereka selalu berada dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan negara-negara yang berada di daerah iklim tropis. Walaupun terdapat beberapa jenis ternak perah perah tropika seperti sapi Sahiwal, Gir, Ongole, Red Shindi yang kesemuanya berasal dari India, namun masih jauh dibawah kualitasnya bila dibandingkan dengan ternak perah di daerah temperate (sub-tropik). Akibatnya, berbagai pihak-pihak melakukan berbagai macam terobosan untuk meningkatkan hasil produksi perah, baik para peneliti, perguruan tinggi, dinas, dan pihak-pihak yang lain. Dan yang menjadi perhatian bagi mereka rata-rata tertuju pada sapi perah sub-tropik yang berasal dari Belanda yaitu sapi Fries holstein (FH) yang memang produksi susunya sudah tidak diragukan lagi.
Sapi perah FH awalnya berasal dari negera beriklim temperate, kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia yang beriklim tropis. Walaupun secara genetik sapi FH sangat unggul di negeri asalnya, namun apabila dipelihara pada wilayah beriklim serta kondisi sosial budaya yang berbeda maka keunggulan tersebut berbeda pula dalam hal hasil susu yang dihasilkan. Fenomena seperti ini dikenal dengan mekanisme interakasi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan khusus dalam mengimpor ternak unggul dari negara (wilayah) lain yang berbeda untuk memperkecil efek interaksi genetik dengan lingkungan.

16. Salah satu dampak krisis moneter adalah melambungnya harga pakan ternak, khususnya pakan unggas dan konsentrat sapi , jika Anda ingin menerapkan teknik-teknik manipulasi aspek fisiologis, solusi apa yang Anda sarankan kepada para peternak / pengusaha ternak untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah tersebut? Jelaskan landasan teoritis dari penerapan teknik manipulasi tersebut?
Jawaban : Adapun yang seharusnya dilakukan jika harga pakan naik khususnya pakan unggas dan konsetrat sapi, yaitu mentimulasi pakan dengan menggantikannya dengan pakan yang lebih murah dari pakan yang biasa digunakan dengan tidak mengurangi nutrisi pakan pokok yang diberikan selin itu kandungannya cukup tinggi dan relatif tidak terlalu menggunakan energi yang lebih banyak untuk ketika sapi mengkonsumsi pakan tersbut sehingga kebutuhan pokok hidup tidak terkurangi.

17. Untuk memudahkan penanganan dalam menentukan, waktu kawin, waktu kelahiran dan penanganan anak yang baru lahir, maka telah para peternak umumnya melakukan sinkronisasi berahi pada kelompok ternak sapi yang dimilikinya. Jelaskan landasan teoritis yang mendasari proses sinkronisasi berahi.
Jawab : Sinkronisasi birahi merupakan suatu cara untuk menimbulkan gejala birahi secara bersama-sama, atau dalam selang waktu yang pendek dan dapat diramalkan pada sekelompok hewan. Tujuan sinkronisasi birahi adalah untuk memanipulir proses reproduksi, sehingga hewan akan terinduksi birahi proses ovulasinya, dapat diinseminasi serentak dan dengan hasil fertilitas yang normal. Penggunaan teknik sinkronisasi birahi akan mampu meningkatkan efisiensi produksi dan reproduksi kelompok ternak, disamping juga mengoptimalisasi pelaksanaan inseminasi buatan dan meningkatkan fertilitas kelompok (Wenkoff, 1986)
Terdapat dua cara sinkronisasi birahi, yang pertama dengan melisiskan CL (Corpus luteum) misalnya dengan prostaglandin dan yang kedua substitusi fungsi Corpus luteum (CL) dengan progestagen. Pada prinsipnya semua cara sinkronisasi birahi untuk sapi bisa diterapkan untuk kerbau. Lisisnya corpus luteum akan diikuti dengan pembebasan hormon gonadotrophin yang menyebabkan birahi dan timbulnya proses ovulasinya (Peters, 1986).
Substitusi corpus luteum dengan pemberian progesteron eksogen akan menyebabkan penekanan pembebasan hormon gonadotrophin dari ptuitaria anterior. Penghentian pemberian progesteron eksogen ini akan diikuti dengan pembebasan hormon gonadotrophin secara tiba-tiba yang berakibat terjadinya birahi dan ovulasi serentak (Wenkoff, k (Wenkoff, 1986).

18. Kekebalan tubuh seeor ternak ternyata ada hubungannnya dengan kondisi fisiologis dalam tubuh ternak itu sendiri. Jelaskan mengapa demikian ?
Jawab :Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus.

19. Jelaskan proses pertukaran panas apakah yang terjadi bila seekor domba merino yang sedang merumput di padang pengembalaan !
Jawab : Domba marino mampu melangsungkan thermoregulasi melalui mekanisme penyesuaian perilaku dan yang lebih penting pengaturan fisiologi. Melalui mekanisme pengaturan fisiologi, binatang tersebut mampu meningkatkan produksi panas metabolismenya dan sekaligus menekan kehilangan panas tubuhnya bila mereka terdedah dengan lingkungan dingin. Sebaliknya, produksi panasnya akan ditekan dan kehilangan panas tubuhnya akan ditingkatkan bila mereka berada dalam lingkungan yang panas. Semuanya itu merupakan upaya untuk mempertahankan temperatur tubuh agar selalu berada dalam kisaran normal. Mereka juga mampu melakukan penyesuaian perilaku dengan berbagai macam cara. Secara umum, binatang endotherm mempunyai temperatur tubuh yang lebih tinggi ketimbang binatang ektotherm. Pada kedua jenis binatang tersebut, kegagalan untuk mempertahankan temperatur tubuh agar berada dalam kisaran yang dapat diterima oleh tubuhnya berakhir dengan kematian.

20. Jelaskan mengapa sapi perah yang akan diperah air susunya, ambingnya tidak akan mengeluarkan air susu bila suasana kandang rebut !
Jawab : Karna apabila kandang mengalami suasana ribut sapi menjadi stres dan sistem saraf pada sapi tersebut tadak berjalan dengan baik sehingga rangsangan yang di berikan pada ambing tidak diterima dengan baik sehingga impuls yang terkirim tidah tersampaikan ke hipotalamus dimana hipotalamus tidak menghasilkan hormon begitupun sirkulasi dara jadi terganggu sehingga pengiriman implus tidak sampai ke pada ambing itu lagi


21. Untuk mengatasi kekurangan susu sapi di Indonesia, pemer intah telah mengimpor sejumlah sapi perah dari Amerika yang berasal dari daerah beriklim subtropis. Jelaskan proses fisiologis apa yang terjadi pada tubuh sapi perah tersebut dalam mempertahankan hidup didaerah tropis. Tingkah laku apa yang mungkin terjadi pada sapi tersebut.
Jawab : Adapun prilaku yang dilakukan sapi perah didaerah tropis,yaitu :
- Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat dipengaruhi oleh iklim,bangsa,kualitas,tipe mamalia,dan pastur yang tersedia(padang rumput) Contoh sapi bos taurus yang digembalakan pada derah tropis yang lembab maka masa merumput berkurang apabila dibandingkan didaerah aslinya dan masa merumputnya dilanjutkan pada malam hari
- Pengunaan makanan dan pengambilan makanan
Yang dapat diperhatikan adalah makanan yang dimakan (feed intake) temperatur yang tinggi dapat mempengaruhi makanan yang diambil semakin tinggi temperatur maka semakin sedikit makan karena banyak minum, jika temperatur lebih dari 40°C maka ternak akan berhenti memamah biak. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun.
- Air yang diminum (water intake )
Air sangat penting bagi ternak sebab air mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme ternak, selain itu air juga membantu ternak melepaskan panas tubuhnya secara konduksi dan penguapan, keperluan air ini akan meningkat apabila temperatur naik.
- Mempengaruhi efisiensi pengunaan makanan
Selain itu iklim yang panas dapat mengakibatkan ternak mengalami heat stress sehingga ternak tidak banyak bergerak agar menjaga suhu tubuhnya tetap stabil-hilangnya zat-zat makanan. Hilangnya zat makanan ini karena ternak berkeringat dan mengeluarkan air ludah, tidak semua ternak dapat berkeringat, jenis unggas tidak dapat berkeringat karena tidak mempunyai kelenjar keringat, pada ternak mamalia apabila mereka berkeringat maka mereka akan kehilangan air dan mineral dari dalam tubuhnya.
- Pengaruh terhadap pertumbuhan
Temperatur yang sangat tinggi akan menurunkan nafsu makan dari ternak akibat feed intake ternak pun akan menurun dan juga mempengaruhinya lamanya merumput dan akhirnya juga mempengaruhi produktifitas dari ternak-pengaruh iklim terhadap produksi susu. Pada daerah subtropis sapi perah dapat mengahasilkan susu 56 % daripada daerah tropis dan iklim mempengaruhi kandungan susu, lemak, bahan kering tanpa lemak dan jumlah produksinya.
- Pengaruh iklim terhadap reproduksi
Faktor iklim sangat mempengaruhi reproduksi seperti temperatur lingkungan, kelembapan dan panjangnya hari, tingginya suhu lingkungan menyebabkan kematian embrio dan foetus (embrio kerdil). Sedangkan panjang hari mempengaruhi fertilitas seekor ternak pada derah yang mempunyai 4 musim, pada musim semi siang lebih lama daripada malam dan saat itu merupkan fertilitas yang tinggi pada ternak. Pada unggas tempertur lingkungan yang tinggi dapat menurunkan produksi telur dan mempengaruhi ketebalan kulit.
Sudah menjadi masalah bagi negara-negara tropis bahwa pendapatan hasil ternak perah mereka selalu berada dibawah rata-rata jika dibandingkan dengan negara-negara yang berada di daerah iklim tropis. Walaupun terdapat beberapa jenis ternak perah perah tropika seperti sapi Sahiwal, Gir, Ongole, Red Shindi yang kesemuanya berasal dari India, namun masih jauh dibawah kualitasnya bila dibandingkan dengan ternak perah di daerah temperate (sub-tropik). Akibatnya, berbagai pihak-pihak melakukan berbagai macam terobosan untuk meningkatkan hasil produksi perah, baik para peneliti, perguruan tinggi, dinas, dan pihak-pihak yang lain. Dan yang menjadi perhatian bagi mereka rata-rata tertuju pada sapi perah sub-tropik yang berasal dari Belanda yaitu sapi Fries holstein (FH) yang memang produksi susunya sudah tidak diragukan lagi.
Sapi perah FH awalnya berasal dari negera beriklim temperate, kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia yang beriklim tropis. Walaupun secara genetik sapi FH sangat unggul di negeri asalnya, namun apabila dipelihara pada wilayah beriklim serta kondisi sosial budaya yang berbeda maka keunggulan tersebut berbeda pula dalam hal hasil susu yang dihasilkan. Fenomena seperti ini dikenal dengan mekanisme interakasi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan khusus dalam mengimpor ternak unggul dari negara (wilayah) lain yang berbeda untuk memperkecil efek interaksi genetik dengan lingkungan.

22. Jelaskan mengapa pada waktu lahir anak sapi bias langsung berdiri dibandingkan dengan anak kelinci
Jawab : pada anak sapi ketika belum lahir tulangnya cukup kuat karna adanaya kalsium yang cukup memadai sehingga tulangnya sangat sempurna dan sangat kuat untuk menopang tubuh anak sapi itu sendiri selain itu ketika masih dalam perut anak sapi tersebut sudah di beri makan yang cukup dan nutrisinya memadai yang diberikan oleh induk atau Anak sapi bisa langsung berdiri dibandingkan kelinci karena pada anak sapi mengandung hormon prolaktin yang merangsang cepatnya pertumbuhan tulang pada hewan dibandingkan dengan kelinci.

23. Jelaskan dampak pengrusakan hipofisa terhadap proses oogenesis, folikulogenesis dan ovulasi !
Jawab :
a. Saat anak memasuki masa pubertas, seorang anak perempuan akan mengalami menstruasi dan kelenjar hipofisisnya mampu menghasilkan FSH. Oosit primer melanjutkan pembelahan meiosis I-nya menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang ukurannya besar disebut oosit sekunder, dan sel yang ukurannya lebih kecil disebut badan polar pertama. Proses meiosis I ini akan selasai menjelang terjadinya ovulasi. Oosit sekunder akan melanjutkan pembelahannya menuju meiosis II dan menghasilkan ovum dan dan badan polar kedua. Proses oogenesis ini hanya menghasilkan satu ovum dan ke tiga badan kutub itu akan mengalami degenerasi. Hormon yang mempengaruhi proses oogenesis ini adalah hormon FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. FSH akan merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan nutrien bagi ovum dan menghasilkan hormon estrogen. Hormon esterogen ini akan menghambat pembentukan hormon FSH. Dalam waktu yang bersamaan hipofisis juga menghasilkan LH yang bersama-sama FSH akan memacu pelepasan sel telur. Sehingga terjadilah ovulasi.
b. Pada saat ovulasi, sel-sel folikel yang kosong mendapat pacuan LH sehingga berubah menjadi korpus luteum (berwarna kekuningan) yang kemudian memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH sehingga memungkinkan bertahannya Korpus luteum.
24. Apa yang dimaksud dengan fisiologi dan apa kegunaan dalam bidang pternakan
Jawab : Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi tiap organ-organ tubuh, fungsi setiap bagian yang membentuk suatu organ, serta hubungan fungsional antar organ tubuh tersebut, agar terjadi suatu sistem yang komprehensif sehingga dapat menghidupi suatu individu secara normal. Dan kegunaannya tentunya sangat penting agar mengetahui fungsi organ-organ pada tubuh ternak, dan fungsi yang membentuk suatu organ.

25 Apa yang dimaksuda dengan istilah dibawah ini
A. HOMESTASIS
B. INSPIRASI
C. EKSPIRASI
D. UMPAN BALIK POSITIF
E. HIPOFISEKTOMI
F. OVARIEKTOMI
Jawab :
A. Homeostasis , Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom.
B. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan. Pada pernapasan dada Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Sedangkan pada pernafasan perut Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk
c. Ekspirasi atau pengeluaran udara ,mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.dan pernapasan perut Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
d. Umpan balik yang bersifat positif, artinya semakin tinggi rangsangan/ jumlah suatu zat maka akan semakin banyak pula produksi zat tersebut oleh tubuh. Salah satu contohnya adalah pada saat peristiwa persalinan. Renggangan mulut rahim oleh janin merupakan salah satu rangsangan yang akan disampaikan ke hipofisis posterior untuk menghasilkan oksitosin. Semakin besar rangsangan perenggangan mulut rahim tersebut, maka akan semakin banyak oksitosin yang dihasilkan. Dengan begitu, proses persalinan dapat berlangsung.
e. Hipofisektomi adalah Nyeri yang terjadi seperti tikaman , nyerinya berlangsung singkat , serta datangnya tiba-tiba dan terasa sakit yang membuat system saraf terganggu
f. Ovariektomi adalah proses sterilisasi yang dilakukan terutama sekali pada induk anjing yang berada dalam keadaan sehat dan anjing muda. Hal ini dimaksudkan untuk terapi patologis penyakit pada ovarium seperti adanya infeksi, ovaritis (peradangan pada ovarium), tumor ovarium, cyste ovaria, anomaly congenital dan ketidak seimbangan endokrin (Anonimous, 2001). Ovariektomi dapat dilakukan pada semua umur, tetapi yang paling baik dilakukan pada umur 4-6 bulan atau sebelum pubertas, karena hewan relative lebih aman untuk anetesi. Pada waktu hewan sedang estrus, bunting atau pada hewan betina yang gemuk dan tua sangat membahayakan keselamatan hewan tersebut (Yusuf, 1995).
26. JELASKAN TERJADINYA PERTUKARAN GAS (ANTARA O2 DAN CO2) PADA SEL TUBUH !
Jawab : Mekanisme pertukan gas O2 dan CO2 , Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut : Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi berikut :
Pengangkutan CO2 Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan.Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :
Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%. Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%. Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.
27. JELASKAN PERBEDAAN MEKANISME KERJA HORMON PROTEIN DAN HORMON STEROID ? !
Jawab :
Mekanisme kerja hormone protein diringkas sebagai berikut :
• Hormon protein melekatkan dirinya sendiri pada reseptor spesifik di permukaan sel, tetapi hormone ini tidak termasuk ke dalam sel. Reseptor berassosiasi dengan sebuah enzim yang dinamakan adenilat siklase.
• Komplek hormone-reseptor mengaktifkn adenilat siklase dan menyebabkan penguraian adenosine triposphate (ATP) untuk melepaskan Cyclic adenosine monophosphate (cAMP)
• cAMP kemudian berdifusi ke dalam sel dan bergabung dengan reseptor intaseluler dan bertindak sebagai second messenger.
• cAMP berpengaruh melalui rangkaian reaksi kompleks (fosfolirasi) yang dapat mengaktifkan enzim
• Enzim – enzim inilah yang melakukan aktivitas hormone
Ion–ion kalsium (Ca++) kadang–kadang juga bertindak se bagai second messenger bersama – sama cAMP. Ion Ca++ berkombinasi dan mengaktifkan protein yang terdapat di intraseluler yang disebut calmodulin.Contoh kelompok hormone steroid adalah progesterone, cortisol, estradiol estrogen dan testosterone. Hormon–hormone ini mempunyai beberapa pengaruh, tetapi secara umum aktivitasnya adalah lama, misalnya respon dalam waktu yang lama terhadap cekaman atau perkembangan reproduksi.



Mekanisme kerja hormon steroid

Prinsip mekanisme kerja hormone steroid adalah sebagai berikut :
• Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
• Protein membawa hormone ke dalam inti sel
• Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
• Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
• Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
• mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim) pada robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah aktivitas hormone.
Tidak seperti halnya hormon protein yang mengaktifkan enzim, hormone steroid memulai memproduksi enzim baru yang tersedia untuk penggunaan jangka panjang. Tiroksin juga masuk ke dalam sel target dan mengadakan interaksi dengan gen untuk mengubah fungsi sel. Tetapi tiroksin menggunakan tempat ikatan di dalam nucleus untuk translokasi ke nucleus.



28. JELASKAN PERBEDAAN SARAF SIMPATIK DAN SIMPATETIK !
Jawab : Tabel perbedaan Saaraf simpatik dan simpatetik
Simpatetik Simpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih

29. Sebutkan fungsi otot dalam proses fisiologis tubuh ternak ?
Jawab : dimana pada otot terbagi atas beberapa bagian diantaranya otot licin,otot jantung dan otot kerangka dimana pada otor tersebut masing masing mempunyai fungsi masing –masing mulai dari otot kerangka sehingga ternak dapat melakukan aktivitas sehari hari mulai dari bangun sampai tidur selalu melakukan gerakan selain itu otot licin sehingga membuat ternak dapat buang air kecil maupun besar serta makan dan minum serta dapat menahat jantung dan membantuh dalam mengalirkan dara pada ternak atau Fungsi otot dalam ternak sebagai jaringan ikat pada tulang, sebagai kontraksi perpindahan bagian-bagian tertentu dalam suatu organisme

30. Jelaskan dampak yang terjadi jika ada kerusakan pusat pengatruran kenyanga pada bagian hipotalalmus ?
Jawab : ketidakmampuan untuk mengenali suara akrab atau untuk menafsirkan dan memahami pembicaraan dan mengakibatkan kegagalan untuk menafsirkan sifat dari suatu obyek dengan sentuhan, atau kehilangan kesadaran bagian tubuh dan hubungan spasial. Adapun kerusakan bagian dalam Kerusakan saraf Optik menyebabkan kebutaan parsial atau total, kerusakan Hipotalamus dapat mengakibatkan berbagai efek, dari ketidakmampuan untuk mengatur nafsu makan dan suhu tubuh, gangguan hormonal dan emosional, Hippocampus kerusakan mengganggu memori jangka pendek.